ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Seorang pengacara pemerintah Pakistan mengatakan bahwa CIA dan Markas Umum (GHQ) Amerika Serikat merupakan ancaman yang serius bagi pemerintah federalnya.
Kamal Azfar, sebelum pertemuan 17 anggota Mahkamah Agung yang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Pakistan, Iftikhar Muhammad Chaudhry, mengatakan bahwa demokrasi yang terbentuk di negerinya kali ini dalam keadaan bahaya, terutama tantangan menjelang diputuskannya Peraturan Rekonsiliasi Nasional (NRO).
Azfar mengatakan bahwa walaupun ini pandangan pribadinya, namun untuk permasalahan tersebut terdapat kekuatan ekstra-konstitusional dari dalam dan luar negeri yang dapat merusak demokrasi Pakistan.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa ia mengajukan pernyataan di Mahkamah Agung atas nama Kementerian Hukum.
“Lihat apa yang telah kita lakukan terhadap Pakistan, di satu sisi kita telah ditakdirkan untuk menjadi macan Asia, tapi di sisi lain, pada masa perdana menteri Zulfikar Ali Bhutto, kita bergantung pada yang lain, bersamaan dengan terbunuhnya Benazir Bhutto,” keluh Azfar.
Pertemuan tersebut meminta pemerintah federal untuk mengajukan pernyataan tertulis mengenai keprihatinan yang diungkapkan oleh Azfar, sedangkan hakim mengatakan jika ada ancaman dari CIA atau GHQ, ini berkaitan dengan eksekutif. Chaudhry menyatakan bahwa pengadilan bertugas dengan menjaga demokrasi dan supremasi hukum.
Pernyataan Azfar di mahkamah ini ditayangkan di seluruh televisi Pakistan. Pada malam harinya, Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Ashfaq Parvez Kayani, bertemu dengan Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani, meskipun sejauh ini belum ada informasi yang rinci, namun masalah ini disinyalir menjadi salah satu topik dalam pembicaraan mereka. (althaf/prtv/arrahmah.com)