WASHINGTON (Arrahmah.com) – Kelompok hak asasi minta pihak berwenang melakukan penyelidikan atas laporan intelijen AS yang membantu agen polisi New York yang mengintai minoritas Muslim, Al Jazeera melansir pada Kamis (25/8/2011).
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengatakan bahwa tersangkanya adalah tim gabungan pengumpul informasi intelijen yang terdiri dari pihak kepolisian dan CIA. Dalam laporan yang ditulis di Associated Press, CAIR menganggap kedua lembaga itu melanggar Konstitusi AS dan Ketetapan AS tahun 1974 mengenai hak-hak pribadi, yang melarang badan intelijen memata-matai warga Amerika.
“Pemerintah menggunakan taktik menakut-nakuti untuk mengikis kebebasan sipil kami, kami berusaha keras untuk menghentikan ini semua,” kata Cyrus McGoldrick, manajer hak sipil untuk CAIR, pada Kamis (25/8).
CAIR adalah mempersiapkan permintaan formal untuk agar Senat segera melakukan pertemuan untuk membahas penyelidikan mengenai dugaan dalam laporan tersebut. Selain itu, CAIR pun mengajukan permintaan penyelidikan pada Departemen Kehakiman. Departemen Kehakiman mengatakan Rabu malam (24/8) bahwa pihaknya akan meninjau permintaan tersebut.
AP memuat sebuah laporan yang menuduh petugas kepolisian New York (NYPD) menyamar dan memasuki lingkungan minoritas Muslim untuk memantau toko buku dan kafe. Polisi juga memerintahkan seorang informan untuk memantau khutbah di masjid-masjid di AS.
“NYPD beroperasi jauh di luar wewenangnya dan menargetkan komunitas etnis dengan menjalankan aturan busuk kebebasan sipil jika dilakukan oleh pemerintah federal,” tulis AP. .
Sementara itu, juru bicara NYPD mengatakan “kami tidak akan meminta maaf” atas teknik agresif yang telah dikembangkan oleh AS sejak serangan 11 September 2001.
Dia berkata, dengan teknik semacam ini AS telah membantu menggagalkan 13 rencana penyerangan di kota New York.
Paul Browne, wakil komisaris NYPD, mengatakan dalam surat elektroniknya kepada kantor berita Reuters, “Kami memerintahkan lebih dari seribu petugas setiap hari untuk menghentikan para teroris yang telah menunjukkan hasratnya untuk kembali muncul dan membunuh lebih New York.”
Mengacu pada pernyataan CAIR bahwa kolaborasi CIA dengan NYPD mungkin ilegal, Browne mengatakan, “Mereka salah.”
Penyelidikan AP didasarkan pada dokumen dan wawancara dengan lebih dari 40 pejabat dan mantan pejabat Kepolisian New York.
Kantor berita itu mengatakan banyak terlibat langsung dalam perencanaan dan melaksanakan operasi rahasia untuk departemen.
Preston Golson, juru bicara CIA, mengklaim bahwa lingkup dukungan CIA untuk NYPD adalah mitra kontraterorisme penting dalam sebuah kota yang telah menjadi sasaran berbagai rencana serangan teror.
“Kerjasama kami, dalam koordinasi dengan Biro Investigasi Federal, adalah sesuatu yang semestinya diharapkan oleh rakyat Amerika. Namun, fokus operasional lembaga ini, adalah luar negeri, bukan ‘mata-mata domestik’ oleh CIA,” kata Golson. (althaf/arrahmah.com)