WASHINGTON (Arrahmah.com) – CIA telah mengakhiri penggunaan program vaksin dalam operasi mata-mata mereka di tengah kekhawatiran atas keselamatan petugas, ujar pernyataan dari Gedung Putih.
Dalam sebuah surat kepada sekolah-sekolah kesehatan publik AS, seorang pembantu Gedung Putih mengatakan CIA telah menghentikan praktik tersebut di bulan Agustus.
CIA menggunakan program vaksin palsu untuk mencoba menemukan keberadaan Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah sebelum pasukan khusus AS membunuhnya pada tahun 2011.
Langkah CIA ini muncul setelah gelombang serangan mematikan oleh Mujahidin Pakistan pada pekerja vaksinasi polio di Pakistan, lansir BBC.
“Dengan mempublikasikan kebijakan ini, tujuan kami adalah untuk menghilangkan satu canard yang kelompok ‘militan’ telah menggunakannya sebagai pembenaran untuk serangan terhadap penyedia vaksinasi,” klaim juru bicara CIA, Dean Boyd dalam sebuah pernyataan kepada BBC.
Dalam surat tertanggal 16 Mei, asisten Gedung Putih untuk presiden untuk keamanan dalam negeri dan “kontra-terorisme”, Lisa Monaco menulis bahwa direktur CIA John Brennan telah mengarahkan agen untuk berhenti menggunakan program vaksinasi dalam operasi mereka.
“Demikian pula, agen tidak akan berusaha mendapatkan atau memanfaatkan DNA atau materi genetik lainnya yang diperoleh melalui program-program seperti itu,” klaimnya. (haninmazaya/arrahmah.com)