BEIJING (Arrahmah.com) – China yakin ancaman Google hengkang dari negaranya akibat serangan hacker dan adanya sensor resmi, tidak akan memengaruhi hubungan perdagangan dan ekonomi bilateralnya dengan AS.
“Apapun keputusan Google tidak akan mempengaruhi hubungan perdagangan dan ekonomi China dengan Amerika Serikat secara keseluruhan,” kata Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, Yao Jian, kepada pers di Beijing, Jumat (15/1).
Pernyataan itu disampaikan Yao Jian menanggapi tuntutan AS agar Beijing menjelaskan tuduhan Google telah menjadi korban para pembobol komputer yang telah menyebarluaskan akun e-mail para pegiat hak asasi manusia (HAM) China kepada pihak lain.
Perusahaan raksasa yang terkenal dengan mesin pencari di internet itu sebelumnya mengancam keluar dari China, pasar terbesar di dunia dengan 360 juta orang pengguna internet.
Google juga menegaskan sikapnya untuk tidak lagi tunduk pada sensor internet dari pihak militer China.
Menurut Yao Jian, China dan AS memiliki beragam saluran komunikasi yang menopang kepercayaan pihaknya pada “perkembangan sehat hubungan ekonomi dan perdagangan” kedua negara.
Ia kembali menegaskan sikap pemerintahnya yang meminta “perusahaan-perusahaan asing” yang beroperasi di China untuk tetap menghormati hukum, kepentingan rakyat, budaya dan tradisi yang berlaku di negara penerima serta memenuhi tanggung jawab sosialnya.
“China sedang berubah dari ekonomi terencana tradisional ke ekonomi pasar sosialis. Stabilitas dan pembangunan merupakan prioritas utama kami saat ini,” katanya.
Sebelum merebaknya konflik dengan Google, hubungan bilateral Washington-Beijing telah diganggu sejumlah persoalan mulai dari sikap keduanya di KTT Perubahan Iklim PBB di Kopenhagen hingga masalah nilai mata uang Yuan dan beberapa pertikaian perdagangan lainnya.
Dalam konflik pemerintah China dengan Google ini, Gedung Putih menegaskan sikapnya yang mendukung “hak atas Internet bebas”.
Pesan Gedung Putih yang mendukung hak atas Internet bebas itu sendiri telah pun disuarakan Presiden Barack Obama dalam kunjungannya ke China pada November 2009.
Ketika itu, Presiden Obama menyebut dirinya sebagai “pendukung kuat penggunaan Internet terbuka” dan “pendukung utama kebebasan dari aksi sensor”, katanya.
Menlu AS Hillary Clinton juga meminta penjelasan pemerintah China tentang apa yang disebut Google sebagai serangan Internet “yang sangat canggih” yang ditujukan kepada para aktivis HAM China. (inilah/arrahmah.com)