PARIS (Arrahmah.com) – Surat kabar satir Perancis yang kantornya di Paris yang pernah diserah pada tahun 2015 kini mencetak ulang karikatur Nabi Muhammad yang kontroversial yang dikutip oleh orang-orang bersenjata yang menembaki staf editorialnya.
Langkah itu diumumkan pada Selasa (1/9/2020), sehari sebelum 13 pria dan seorang wanita yang dituduh menyediakan senjata dan logistik untuk penyerang akan diadili atas tuduhan terorisme pada hari ini Rabu (2/9/2020).
Dalam sebuah editorial pekan ini yang menyertai karikatur menyinggung tersebut, surat kabar itu mengatakan gambar-gambar itu “milik sejarah, dan sejarah tidak dapat ditulis ulang atau dihapus”.
Serangan Januari 2015 terhadap Charlie Hebdo dan, dua hari kemudian, serangan terhadap supermarket halal, memicu gelombang pembunuhan di seluruh Eropa.
Tujuh belas orang tewas dalam serangan itu, 12 di antaranya di kantor editorial, bersama dengan ketiga penyerang.
Karikatur yang diterbitkan ulang pekan ini pertama kali dicetak pada tahun 2006 oleh surat kabar Denmark Jyllands Posten. Surat kabar ini biasa memicu protes dari Muslim yang percaya bahwa penggambaran Nabi Muhammad adalah bentuk penghinaan agama.
Charlie Hebdo, yang saat itu kurang dikenal di luar Prancis, secara rutin membuat karikatur para pemimpin agama dari berbagai agama dan menerbitkannya kembali segera setelah itu.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada Selasa (1/9/2020) bahwa bukan tempatnya untuk memberikan penilaian atas keputusan majalah satir itu, dengan mengatakan Prancis memiliki kebebasan berekspresi.
(ameera/arrahmah.com)