TEL AVIV (Arrahmah.id) – Channel 14 ‘Israel’ telah menyiarkan lebih dari 50 pernyataan yang menyerukan atau mendukung genosida terhadap warga Palestina, serta lebih dari 150 pernyataan yang menyerukan atau mendukung kejahatan perang, menurut kelompok hak asasi ‘Israel’.
Saluran tersebut juga menayangkan sejumlah pernyataan rasis, serta pernyataan yang menyerukan pembersihan etnis di Gaza dan membuat penduduknya kelaparan.
Data tersebut dihimpun oleh Zulat untuk Kesetaraan dan Hak Asasi Manusia, Hatzlacha: Gerakan untuk Mempromosikan Masyarakat yang Adil, dan Blok Demokratik.
Ketiga kelompok tersebut mengajukan pengaduan pada Senin (23/9/2024) kepada Jaksa Agung ‘Israel’, Jaksa Agung Gali Baharav-Miara dan Ombudsman Otoritas Penyiaran Kedua, yang menyerukan penyelidikan kriminal.
“Masyarakat ‘Israel’ mengalami trauma yang mendalam, dan trauma ini akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk disembuhkan. Inilah jenis tanah yang memungkinkan kejahatan moral berkembang biak, dan sedang berkembang biak saat ini,” demikian bunyi surat yang ditulis oleh pengacara yang mewakili kelompok tersebut.
Surat itu dikirimkan disertai daftar kutipan dari pembawa acara dan tamu channel tersebut, yang menurut organisasi tersebut menunjukkan bagaimana Channel 14 telah menjadi “mesin lobi” untuk kejahatan terhadap warga Palestina.
“Hasutan untuk melakukan kejahatan perang adalah bagian dari mesin racun Channel 14, dan tujuannya adalah untuk menciptakan perang abadi di sini,” kata Zahava Galon, presiden Zulat untuk Kesetaraan dan Hak Asasi Manusia, seperti dikutip oleh Haaretz.
“Ini adalah saluran yang menikmati manfaat regulasi dari negara dan melayani kepentingan politik dan diplomatik Perdana Menteri Netanyahu,” kata Galon.
“Ia juga menghasut untuk menentang komunitas LGBTQ, keluarga para sandera, sistem peradilan, dan para komandan senior di angkatan darat,” tambah Galon.
Beberapa hari setelah dimulainya serangan ‘Israel’ terhadap Gaza pada Oktober, mantan anggota parlemen Moshe Feiglin muncul di program ‘The Patriots’ di Channel 14 dengan mengatakan bahwa “jika tujuan operasi ini bukan penghancuran, pendudukan, pengusiran dan pemukiman, maka kami tidak melakukan apa pun”.
Pada acara yang sama pada 15 Oktober, rekaman penyanyi ‘Israel’ Eyal Golan yang mengatakan bahwa “Gaza harus dihapuskan sepenuhnya, tidak ada seorang pun yang boleh tinggal di sana” disiarkan.
Pernyataan Golan dikutip oleh Afrika Selatan dalam kasus genosida terhadap ‘Israel’ di Mahkamah Internasional.
Berbicara di program berita Channel 14 pada November, komentator politik ‘Israel’ Jacob Bardugo menyerukan pengeboman tanpa pandang bulu terhadap warga Gaza.
“Kita perlu membombardir mereka tanpa pandang bulu. Kita melakukannya secara diskriminatif, dan itu bukan hal yang baik… Angkatan udara dapat bekerja lebih keras dan membeda-bedakan antara kombatan dan non-kombatan,” kata Bardugo.
Pada Agustus, pembawa acara Yinon Magal membacakan sebuah unggahan media sosial dari tentara ‘Israel’ Dvir Lugar, yang mengatakan: “Kehancuran di Gaza memberi saya perasaan yang baik. Gaza sedang dalam kondisi hancur. Mesin penghancur harus terus bekerja.”
Ketiga kelompok yang mengajukan pengaduan tersebut mengatakan bahwa presenter saluran tersebut juga telah membuat unggahan serupa yang mengganggu, dengan mencatat sedikitnya 380 pernyataan.
Kelompok tersebut mengatakan dalam surat mereka bahwa mereka akan memberi jaksa agung dan Otoritas Penyiaran Kedua waktu 30 hari untuk menanggapi sebelum merekomendasikan tindakan hukum. (zarahamala/arrahmah.id)