JAKARTA (Arrahmah.com) – Bagi relawan Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) keberkahan bumi Syam dan keutamaan bumi jihad benar-benar mereka rasakan dan saksikan. Saat mereka mengunjungi Suriah untuk memberikan bantuan kemanusiaan ada kisah dan pengakuan yang mereka dengar sendiri, betapa pertolongan Allah benar-benar turun di bumi Jihad Suriah.
Adalah Abu Yahya, koordinator relawan HASI menceritakan kisah seorang mantan tentara Bashar Assad yang membelot dan bertaubat lalu bergabung dengan mujahidin.
Saat diwawancara oleh mujahidin Suriah dan relawan HASI mantan tentara itu, menjawab pertanya kenapa para tentara Assad yang berjumlah 1500 personel di Jabal Akhrod tidak berani melakukan serangan kepada mujahidin Suriah yang hanya berjumlah 150 personel, padahal baik secara kekuatan (jumlah) dan persenjataan, mujahidin jauh kalah dari tentara Assad.
Mantan tentara Bashar Assad menjelaskan sembari terkejut dan heran lalu balik bertanya. “Siapa bilang jumlah kalian sedikit? Kami setiap malam melihat kalian dengan pakaian putih-putih bergerak dari satu lembah ke lembah lain sehingga kami berfikir jumlah kalian begitu banyak dan menjadi pertimbangan kami untuk tidak lebih dulu menyerang,” ungkapnya dalam presentasi laporan Tim ke-3 HASI kepada Forum Indonesia Peduli Suriah (FIPS) di gedung Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Selasa (11/12).
Seperti diketahui, meskipun wilayah Jabal Akrod mempunyai sebuah tapal batas dengan tentara Assad yang jumlahnya ribuan. Tapal batas tersebut hanya dijaga oleh ratusan mujahidin. Begitu pentingnya tapal batas tersebut mempengaruhi situasi di Jabal Akrod, apabila pasukan Assad mampu membobol perbatasan tersebut.
“Namun, hingga kita pulang mereka tidak mampu membobol tapal batas, Allah menurunkan pertolongannya. Sebab, disana dijaga oleh para Mujahidin yang sangat ikhlas mencari ridho Allah, sangat menjaga agamanya, sedikit bicara, menundukkan pandangan, dan menjauhi sikap ashobiyah (fanatisme kelompok),” papar Umar Mitha penerjemah yang terlibat dalam bantuan kemanusiaan HASI.
Peristiwa-peritistiwa luar biasa seperti diatas pun tidak hanya terjadi satu kali. Pada kejadian yang lain, saat mujahidin hendak melakukan perang dengan konvoi 50 truk yang berisi tentara Bashar Assad. Hingga pada satu titik terjadilah baku tembak antara mujahidin dengan tentara Assad. Karena mujahidin memang sudah merencanakan aksi serangan untuk menghabisi dan memukul mundur tentara Bashar Assad.
Diluar dugaan, tiba-tiba saja muncul kejadian di luar perkiraan mereka. Helikopter dan pesawat tempur datang seperti hendak memerangi mujahidin. Tentu mujahidin berkesimpulan bahwa ini bantuan dari pihak Bashar Assad untuk menewaskan mereka. Ingat, hingga kini mujahidin Suriah sama sekali tidak memiliki alat tempur seperti pesawat. Mereka bertempur hanya via jalur darat dengan persenjataan yang kalah canggih jika dibandingkan milik rezim Assad.
Mengukur jumlah personel dan persenjataan yang terbatas, komando mujahidin menyerukan untuk segera mengosongkan tempat pertempuran dan masuk ke gunung-gunung untuk mengatur strategi.
Anehnya, ketika mujahidin sudah menarik diri, suara baku tembak masih saja terus terjadi. Berondongan dan desingan peluru seperti enggan berhenti walaupun tidak ada satu mujahidin pun tersisa di lokasi pertempuran. Komando mujahidin sampai bertanya-tanya dalam hati, siapakah sebenarnya yang sedang berperang melawan tentara Bashar Assad.
Ia pun mengecek jumlah personel untuk mengantisipasi ada mujahidin tertinggal dan melakukan perlawanan kepada tentara Assad. Namun hasil perhitungannya, seluruh mujahidin sudah masuk ke dalam gunung.
Hingga datang matahari terbit dan mereka yakin kondisi telah aman, barisan mujahidin turun ke gunung-gunung dan betapa terkejutnya mereka melihat sebagian tentara Assad telah tewas dengan luka menganga. Sebagian lainnya mengalami luka berat layaknya menghadapi pertempuran hebat. Tentu kejadian ini menjadi seribu tanya bagi Abu Yahya, relawan HASI yang menghabiskan waktu selama satu bulan di Desa Salma, daerah Jabal Akhrod, Suriah dan mendapatkan kisah ini langsung dari mujahidin.
“Lantas siapa yang berada di dalam pesawat dan helikopter untuk melawan tentara Suriah?,” tanya Abu Yahya yang diliputi rasa heran para audiens yang hadir.
Banyak peristiwa-peristiwa lain yang belum sempat diceritakan relawan HASI secara lengkap mengingat keterbatasan waktu. Namun, kisah-kisah tersebut sudah cukup mengukuhkan keyakinan mereka munculnya ayaturrahman fi jihadil Syam.
“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.” (QS Al-Anfal 10). (bilal/arrahmah.com)