WONOSOBO (Arrahmah.com) – Ketua Tanfidhiyah DPD Front Pembela Islam (FPI) Jawa Tengah, Temanggung, KH Syihabudin mengalami luka di bagian pelipis kiri akibat dikeroyok oleh gerombolan Banser NU di Wonosobo, Senin (20/1/2014) sekira jam 00.15 wib. Tidak hanya itu, mobil yang ditumpanginya pecah kacanya pada bagian depan, samping dan belakang serta penyok bodinya.
Banser (Barisan Ansor Serbaguna, Nahdhatul Ulama) yang seharusnya bertugas menjaga dan membentengi para ulama, malah melakukan perusakan di Desa Kembaran, Kecamatan Kalijajar, Kabupaten Wonosobo. Akibatnya, KH Syihabudin yang juga pengasuh pondok pesantren Al Hadits Wonoboyo Temanggung itu mengalami luka memar pada bagian pelipis sebelah kiri.
Sebelum pengeroyokan itu, Kyai Syihab, demikian KH Syihabudin akrab dipanggil, mengisi ceramah dalam rangkaian Maulid Nabi Muhammad Shallalahu ‘alaihi wa sallam di Desa Bowongso Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah (Jateng), Ahad (19/1/2014).
Dia berceramah jam 22.00 – 24.00 WIB dengan kondisi jamaah yang menyimak dengan tertib, tidak ada gangguan sama sekali. Sehingga panitia tidak melakukan pengawalan terhadap Kyai Syihab saat meninggalkan tempat pengajian.
“Saya ngisi pengajian itu dari jam 10 sampai jam 12 malam dan berlangsung lancar dan aman. Setelah saya minum dan makan jamuan yang disediakan panitia bersama para kyai dan ulama disitu, maka sayapun pamit pulang hanya ditemani sopir saya Sudibyo (45) dan salah satu ikhwan bernama Faizin (23),” tutur Kyai Syihab lansir Kompasislam Rabu (22/1/2014).
Namun, baru sekitar 1,5 kilometer perjalanan pulang dari tempat pengajian, mobil Toyota Kijang B 403 XF yang dinaiki pengasuh Ponpes Al-Hadits Wonoboyo Temanggung itu dihadang dan dihentikan paksa oleh massa yang mengenakan atribut Banser NU yang berjumlah sekitar 400 orang.
Kyai Syihab menambahkan, saat itu komandan Banser NU Wonosobo yang mengaku bernama Antok yang memimpin dan mengkoordinir massa, langsung menurunkan paksa dirinya dan dua orang yang mendampinginya. Tanpa basa-basi, sekitar 20 orang mengeroyok dan menganiayanya dan merusak mobilnya.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun redaksi islamlagi.com, kejadian itu dipicu adanya isi ceramah Kyai Syihab, pada malam itu yang membuat geram beberapa orang pro maksiat. Dalam pengajian yang dimulai pukul 22.00 WIB itu, beliau mengajak warga untuk memerangi kemaksiatan dengan membentuk FPI karena satu-satunya daerah di Jateng yang belum ada FPI yaitu di Wonosobo.
Selanjutnya, hasil tim investigasi FPI Temanggung di Bandungan Semarang, menemukan adanya pelaku dan pendukung maksiat yang memakai atribut GP Ansor. Beliau juga menyampaikan ketidaksetujuan sikap Banser Nahdlatul Ulama (NU) dalam pengamanan gereja saat Hari Raya Natal.
Terkait hal itu, Kapolres Wonosobo, AKBP Agus Pujianto, menjelaskan bahwa peristiwa itu kemungkinan besar dipicu oleh isi ceramah, sehingga menyulut emosi Banser.
“Sehingga, timbul kejadian ini. Kami kemarin melakukan pengamanan dengan membawa korban ke mobil patroli dan mendapat visum karena terluka,” katanya.
Pihaknya sejauh ini mengaku telah memeriksa enam orang terdiri dari lima saksi dan korban. Agus mengaku masih mendalami dan menyelidiki kasus ini.
“Untuk penetapan tersangka, nanti kami melihat hasil pengembangan. Kita tetap proses hukum, dan melihat perkembangan lebih lanjut. Kalau ada perdamaian, kita siap menjadi mediator,” paparnya.
Sedangkan untuk antisipasi pengamanan aksi susulan, pihaknya meminta bantuan satu peleton Brimob Kutoarjo dan mengerahkan satu kompi Dalmas Polres untuk berjaga-jaga di perbatasan. Hal tersebut, ujar dia untuk mencegah adanya mobilisasi massa. (azm/arrahmah.com)