WASHINGTON (Arrahmah.com) – Seorang komandan batalyon Marinir yang menjadi viral karena mengkritik penarikan Amerika Serikat yang kacau dari Afghanistan diberhentikan hanya beberapa hari sebelum Natal dan sekarang sedang mempersiapkan ‘ledakan media’ sebagai tanggapan, RT melansir, Sabtu (25/12/2021).
Letnan Kolonel Stuart Scheller menjadi viral pada Agustus setelah dia menerbitkan video Facebook yang mengkritik kepemimpinan militer AS atas cara mereka menangani penarikan Afghanistan pada bulan yang sama. Scheller, yang kehilangan kenalan pribadinya dalam serangan bom bunuh diri selama penarikan, mengatakan dalam video bahwa ia memiliki “ketidakpuasan dan penghinaan yang meningkat” untuk “ketidakcakapan di tingkat kebijakan luar negeri” dan menuntut pertanggungjawaban dari para pemimpin Amerika.
Scheller mengungkapkan bahwa dia telah diberhentikan dari Korps Marinir pada Kamis (23/12)- hanya sehari sebelum Malam Natal – dan dilucuti dari pensiunnya setelah bertugas selama 17 tahun.
“Saya dibebaskan dari Korps Marinir hari ini, Kamis, 23 Desember 2021. Saya dipenuhi dengan emosi yang campur aduk,” tulis Scheller, menuduh militer AS mengurungnya dan meninggalkannya “tanpa barang-barang pokok di penjara selama lima hari” sebagai pembalasan atas video tersebut.
Scheller mengumumkan bahwa dia akan melakukan “cetar media” sebagai tanggapan atas pemecatan tersebut, dimulai dengan pembawa acara Fox News Tucker Carlson pada tanggal 4 Januari, dan berterima kasih kepada rekan-rekan Marinir dan anggota masyarakat umum karena telah mendukungnya melalui kesulitan.
“Saya berpikir, saua menghormati para pemimpin saya. Oleh sebabnya saya belum melakukan satu wawancara pun sejak ini dimulai. Tapi sekarang saatnya.”
Ayah Scheller, Stu Scheller Sr. mengatakan kepada Fox News pada Sabtu (25/12) bahwa AS membutuhkan “pemimpin, bukan politisi,” sementara ibunya Cathy Scheller mencatat bahwa ada 13 Marinir AS yang tidak akan pulang untuk Natal karena penarikan Afghanistan yang gagal. (Althaf/arrahmah.com)