NAIROBI (Arrahmah.com) – Kenya telah memerintahkan penutupan dua kamp besar yang menampung ratusan ribu pengungsi dari negara tetangga Somalia dan memberi badan pengungsi PBB – UNHCR – dua minggu untuk mengeksekusi rencananya itu.
Kamp pengungsi Dadaab dan Kakuma di Kenya utara menampung lebih dari 410.000 orang, sebagian kecil di antaranya berasal dari Sudan Selatan.
Dengan dalih keamanan nasional, pihak berwenang di Nairobi pertama kali mengumumkan niat mereka untuk menutup kamp Dadaab, yang lebih dekat ke perbatasan Somalia kemudian Kakuma, pada tahun 2016.
Fred Matiang’i, menteri dalam negeri Kenya, telah memberi UNHCR waktu 14 hari untuk menyusun rencana penutupan kedua kamp, kata kementerian itu dalam sebuah tweet, menambahkan bahwa tidak ada ruang untuk pembicaraan lebih lanjut tentang masalah tersebut.
UNHCR mendesak Kenya untuk memastikan bahwa mereka yang membutuhkan perlindungan terus mendapatkannya, dan berjanji untuk terus terlibat dalam dialog.
“Keputusan itu akan berdampak pada perlindungan pengungsi di Kenya, termasuk dalam konteks pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung,” ungkap UNHCR dalam sebuah pernyataan.
Surat kabar Daily Nation melaporkan bahwa pihak berwenang Kenya memberi tahu UNCHR pada Selasa (23/3/2021) bahwa mereka akan membawa para pengungsi ke perbatasan Somalia jika kamp tidak ditutup.
Otoritas Somalia tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Upaya pemerintah Kenya untuk menutup Dadaab pada tahun 2016 didukung oleh laporan intelijen yang menunjukkan dua serangan terhadap target Kenya pada tahun 2013 dan 2015 terjadi dengan keterlibatan elemen di kamp.
Rencana itu diblokir oleh pengadilan tinggi, yang menyebut langkah itu tidak konstitusional.
Kamp tersebut didirikan tiga dekade lalu dan pernah menjadi kamp pengungsi terbesar di dunia, yang pada puncaknya menampung lebih dari setengah juta orang yang melarikan diri dari kekerasan dan kekeringan di Somalia.
Kakuma, yang terletak di barat laut, adalah rumah bagi lebih dari 190.000 pengungsi, beberapa berasal dari tetangganya, Sudan Selatan.
Langkah Kenya datang ketika hubungan dengan Somalia memburuk setelah Mogadishu memutuskan hubungan diplomatik dengan Nairobi Desember lalu, menuduhnya mencampuri urusan dalam negerinya.
Kedua negara juga berhadapan di Pengadilan Internasional atas sengketa perbatasan laut, meskipun Kenya telah memboikot sidang kasus tersebut.
Kementerian dalam negeri Kenya mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa langkah untuk menutup kamp tidak terkait dengan sengketa diplomatik dengan Somalia. (Althaf/arrahmah.com)