JAKARTA (Arrahmah.com) – Maraknya LGBT akhir-akhir ini memicu keresahan masyarakat, apalagi propaganda LGBT anak di medsos makin marak. Banyak pihak menilai bahwa berkembangnya komunitas LGBT karena kurangnya pengawasan dan perhatian dari orang tua.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak dan Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kemdikbud Harris Iskandar mengatakan bahwa pendidikan di rumah yang baik dapat mencegah anak dari kelainan orientasi seksual atau Lesbian, gay, bisexual and transgender (LGBT).
“Pertama, komunikasi harus terbuka antara orang tua dengan anak, terutama anak yang menjelang remaja,” ujar Harris di Jakarta, Senin (25/1/2016), dikutip dari Antara.
Kemudian, orang tua juga perlu mengenal lingkungan dan teman-teman anaknya serta menanamkan nilai-nilai agama yang baik, serta mengenalkan kesehatan reproduksi.
“Selanjutnya, diskusikan LGBT sebagai perkembangan global sejak zaman Nabi Luth yang harus disikapi dengan bijak. Ini merupakan tantangan bagi kita semua untuk tak henti-hentinya saling menasihati dan memberi pencerahan kepada masyarakat atau teman yang sudah mendeklarasikan LGBT, agar kembali menjalani kehidupan yang normal,” jelas Harris.
Harris menjelaskan beberapa faktor yang menjadi fenomena LGBT adalah pencucian otak yang dilakukan melalui berbagai tayangan film Hollywood, televisi dan internet.
“Diperburuk dengan pendidikan keluarga yang minim. Maka lengkap sudah,” ungkapnya.
Dia mengatakan pihaknya tidak mempunyai langkah untuk membentuk fenomena LGBT tersebut.
“Kami hanya mengenalkan fungsi bagian tubuh secara umum kepada anak, serta bagian tubuh yang tidak boleh disentuh orang lain kecuali orang tua dan pengasuh yang diberi kepercayaan oleh orang tuanya,” kata Harris.
(ameera/arrahmah.com)