NEW DELHI (Arrahmah.com) – Akses internet masih diblokir di beberapa distrik yang berbatasan dengan ibu kota India menyusul bentrokan akhir pekan antara polisi dan petani yang memprotes reformasi pertanian yang kontroversial.
Akses internet ditangguhkan di setidaknya 14 dari 22 distrik di negara bagian Haryana dekat New Delhi, menurut Departemen Informasi dan Humas Haryana pada Ahad (31/1/2021).
Sebelumnya, pemblokiran internet telah dilakukan sejak Jumat (29/1) di tiga daerah di sekitar perbatasan Delhi. Kementerian Dalam Negeri India mengatakan langkah itu “demi kepentingan menjaga keselamatan publik dan menghindari keadaan darurat publik.”
Pembatasan internet diberlakukan setelah bentrok kekerasan pekan lalu ketika demonstrasi meminta pembatalan tiga undang-undang pertanian yang disahkan pada bulan September.
Sejak akhir November, ratusan ribu demonstran telah berkumpul di pinggiran New Delhi untuk berdemonstrasi menentang perubahan yang mereka katakan tidak dikonsultasikan dan yang akan melukai mata pencaharian mereka.
Pada Selasa pekan lalu —hari libur nasional yang dikenal sebagai Hari Republik yang menandai peringatan pemberlakuan konstitusi negara itu— ribuan demonstran menyerbu Benteng Merah bersejarah New Delhi saat polisi menggunakan gas air mata dan tongkat terhadap para demonstran.
Puluhan petugas terluka dan satu demonstran tewas ketika sebuah traktor terbalik selama protes di dekat markas polisi Delhi, kata polisi. Lebih dari 100 demonstran masih hilang, kata Samyukta Kisan Morcha.
Darshan Pal, seorang pemimpin dari Samyukta Kisan Morcha, mengutuk pemblokiran internet, menyebut gerakan itu “tidak demokratis.”
“Pemerintah tidak ingin fakta sebenarnya mencapai petani yang memprotes, atau perilaku damai mereka untuk menjangkau dunia,” ujar Pal dalam sebuah pernyataan pada Ahad.
“Hal ini juga ditakutkan akan pekerjaan terkoordinasi dari serikat petani di berbagai lokasi protes dan mencoba untuk memotong sarana komunikasi di antara mereka.”
Namun demikian, petani masih bergabung dengan protes, ujar Katyal Samyukta Kisan Morcha hari Senin. “Biasanya kelompok-kelompok desa ini bekerja melawan satu sama lain tetapi kali ini mereka semua bersatu untuk pertarungan kolektif,” tutur Katyal. (Hanoum/Arrahmah.com)