(Arrahmah.com) – Di tengah pergolakan yang dimotori pemberontak Syiah Houtsi dan salibis Amerika di Yaman, Mujahidin Al-Qaeda Jazirah Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP) yang berbasis di Yaman dilaporkan telah melancarkan sejumlah perlawanan.
Namun demikian, secara mengejutkan mereka juga telah mengeluarkan pernyataan yang berisi dukungan terhadap Jamaah Daulah atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, yang kejahatannya telah mengusik Syam.
Sikap mereka mengeluarkan pernyataan yang tidak mendesak itu pun dinilai jauh dari bijaksana dan memicu reaksi dari faksi-faksi di Syam, yang lantas mempertanyakan di mana posisi jamaah-jamaah jihad lainnya ditinjau dari sikap mereka terhadap Jamaah Daulah.
Salah seorang ulama yang menyampaikan teguran kepada AQAP ialah Syaikh Dr. Hani As-Siba’i. Syaikh Hani dalam catatannya menyampaikan bahwa pernyataan tersebut telah mengabaikan kondisi cabang Al-Qaeda di Syam yang notabene berada di lapangan dan juga mengabaikan sikap pimpinan umum Al-Qaeda.
Berikut catatan Syaikh Dr. Hani As-Siba’i terkait sikap AQAP terhadap Jamaah Daulah tersebut, yang diterjemahkan oleh Tim Muqawamah Media pada Jum’at (24/10/2014).
SIKAP YAMAN TERHADAP PARA EKSTRIMIS
Catatan Mengenai Sikap AQAP Terhadap Jamaah Daulah
Oleh: Syaikh Hani As Siba’i
Pergolakan Yaman terbaru yang dimotori oleh kalangan Hautsiyyin dan Amerika merupakan kesempatan yang tepat bagi Tanzhim Al Qaeda di Yaman untuk menampakkan wujudnya di medan perang. Dan jikalau ia mampu mengelola krisis ini dengan baik, maka bukan mustahil ia bisa mendapatkan dukungan di seluruh daerah yang ada secara merata.
Namun bukannya melaksanakan hal tersebut dan menerapkan kebijakan yang sesuai dengan fase yang genting dan sensitif di Yaman ini, AQAP justru mengeluarkan pernyataan mengenai Syam, padahal tidak ada kebutuhan yang mendesak untuk mengeluarkan pernyataan tersebut. Di dalam pernyataan itu tidak terdapat penjelasan ringkas kecuali pemberitahuan bahwa mereka menyatakan dukungannya terhadap Jamaah Daulah yang kejahatannya telah membuat Syam merintih meminta tolong, yang penyimpangan manhajnya, ide takfiri dan pembunuhannya terhadap kaum muslimin telah menyebar di tengah-tengah umat Islam, sehingga ia pun berubah menjadi musuh yang dikeluhkan oleh seluruh faksi-faksi di Syam.
AQAP mengambil tindakan yang dinilai jauh dari sikap bijaksana, AQAP menutup mata dari seluruh jamaah yang digempur oleh koalisi salibis (dengan kedok menggempur ISIS), dan menutup mata dari segala kejahatan Jamaah Daulah terhadap jamaah lainnya, ia menutup mata dari tindakan vonis kafir Jamaah Daulah yang sudah banyak terjadi. AQAP justru mengeluarkan pernyataan yang di dalamnya tersirat dua pemberitahuan: Sesungguhnya para anggota ISIS adalah saudara-saudara mereka, dan mereka mendukung ISIS dalam menghadapi gempuran salibis.
Yang menjadi pertanyaan adalah: Dimanakah posisi jamaah-jamaah lainnya ditinjau dari sikap mereka terhadap Jamaah Daulah? Atau apakah kelompok-kelompok yang selain ‘saudara-saudara se-manhaj’ tidak layak didukung?
Jabhah Nushrah yang sedang diserang oleh Jamaah Daulah dan koalisi salibis pada saat yang bersamaan, apakah ia tidak layak disebutkan namanya di dalam pernyataan mereka walaupun satu kata?
Harakah Ahrar Syam yang kalian berikan pernyataan belasungkawa atas kesyahidan para komandannya, apakah kalian tidak tahu bahwa Jamaah Daulah mengkafirkannya secara keseluruhan? Atau apakah ucapan belasungkawa itu keluar karena kalian dipaksa oleh cabang Maghribi untuk menanda tanganinya? Sehingga jikalau ketika itu kalian tidak diminta untuk mengucapkan kalimat belasungkawa, kalian tidak akan melakukannya?
Poin terpenting :
Pernyataan tersebut berisi fatwa yang secara langsung bermakna memberikan pengakuan syariat kepada Jamaah Daulah dan memberikan sikap yang cenderung mengabaikan fakta tentang cabang Al Qaeda di Syam, dan mengabaikan pernyataan terakhir dari kepemimpinan Al Qaeda pusat di Khurasan yang telah menggambarkan secara jelas bahwa kekhilafahan Al Baghdadi adalah kekhilafahan yang suka mengkafirkan kaum muslimin, membunuh para muwahhidin, dan membatalkan bai’at secara sepihak!
Bahkan Azh Zhawahiri sang amir tanzhim telah mengatakan dengan kalimat yang jelas bahwa “Jamaah (Daulah) ini tidak boleh didukung, tidak boleh diikuti dan tidak boleh dibantu, dan siapa saja yang mendukungnya dalam bentuk apapun, maka ia bertanggung jawab dunia akhirat atas kehancuran jihad”. Sampai disini kutipan dari perkataan beliau.
Menenangkan para pendukung ghulat :
Pernyataan tersebut telah mengabaikan kondisi cabang Al Qaeda di Syam yang notabene berada di lapangan, ia juga mengabaikan sikap pimpinan umum Al Qaeda, itu semua dilakukan hanya demi menyatakan sikap yang tidak perlu dan tidak ada keuntungannya pada saat-saat sekarang ini, maka apa yang menyebabkan keluarnya pernyataan semacam ini?
Apakah ini disebabkan ambisi untuk menenangkan para pendukung ghulat yang ada di dalam barisan jamaah (AQAP), atau karena jamaah bersikap tidak tegas terhadap para penumpah darah, atau disebabkan manhaj takfiri diterima dengan baik di dalam lingkungan mereka sehingga semuanya bersatu tanpa ada yang mempermasalahkannya? Berhati-hatilah terhadap siapa saja yang berprasangka seperti ini terhadap kalian, itu semua karena kalian tidak peduli dengan seluruh penduduk Syam yang berjuang melawan kejahatan Jamaah Daulah, kalian mengabaikan kondisi seluruh jamaah-jamaah jihad yang digempur oleh Jamaah Daulah, kalian mengabaikan sikap pimpinan kalian, dan kalian mengabaikan perasaan ribuan kaum muslimin yang mengerti betul siapa sebenarnya jamaah ini.
Kalian mencampakkan seluruh umat Islam demi memuaskan perasaan jamaah yang tidak pernah memberikan rasa simpati dan berterima kasih kepada kelompok apapun selama mereka belum berbai’at kepada jamaah tersebut. Sedangkan apabila mereka menguntungkan jamaah Daulah dengan mengeluarkan pernyataan seperti ini, maka jamaah Daulah akan memanfaatkannya dengan sebesar-besarnya, jamaah Daulah akan mengatakan, “Ini lho perkataan mereka”.
Bahkan kalian merusak posisi kalian di Yaman apabila nanti sudah tersiar kabar bahwa kalian dengan para ghulat tidak ada bedanya, kalian adalah saudara para ghulat dan manhaj kalian sama dengan manhaj para ghulat, dan inilah yang akan bercokol di dalam pikiran orang-orang yang mengamati kalian, suka atau tidak suka, sehingga dengan itu semua kalian akan kehilangan dukungan materil dan sumber daya manusia, dan semua orang akan mengaitkan kalian dengan kejahatan-kejahatan Jamaah Daulah dan manhajnya yang menyimpang.
Adapun upaya untuk menjustifikasi pernyataan tersebut dengan mengklaim bahwa ia adalah bentuk penolakan terhadap serangan salibis, maka itu tidak serta-merta dapat memaafkan penulis dari pernyataan tersebut, karena setiap pengamat di lapangan bukanlah orang-orang yang naif, dan mereka faham apa yang tersembunyi di balik sebuah pernyataan. Namun jika AQAP beralasan bahwa pernyataan tersebut tertulis apa adanya dan tidak ada yang disembunyikan, maka orang-orang tetap akan mencari kesimpulan dari apa yang tersirat. Jadi kalian harus memperhatikan hal ini dan memahami apa yang harus dikatakan dan apa yang tidak harus dikatakan, serta tidak tergoda dengan ambisi untuk banyak mengeluarkan pernyataan, seakan-akan biaya yang harus dikeluarkan hanyalah biaya tinta dan kertas. Bukan demikian, biaya yang harus dikeluarkan itu besar dan akan membawa banyak dampak.
Kebijakan yang berkelanjutan sejak awal kemunculan krisis (Syam) dan dampak-dampaknya :
Kami mengetahui bahwa pimpinan kalian berlaku disiplin dalam urusan manhaj, dan ia selalu memberikan nasehat kepada Jamaah Daulah secara tertutup dan berupaya untuk melakukan perbaikan, akan tetapi mari kita perhatikan:
Para petinggi menasehati mereka secara tertutup dan mendukung mereka secara terbuka, selama bertahun-tahun, maka apa yang akan dihasilkan dari kebijakan tersebut apabila Jamaah Daulah tidak disikapi sesuai dengan syariat, dan AQAP terus memberikan bantuan harta dan tenaga kepadanya?
Kami tidak sedang membicarakan mengenai pernyataan yang terakhir, akan tetapi kami sedang membahas kebijakan kontinu yang sudah ada sejak permulaan krisis di Syam.
Katika kalian mengubur seluruh kejahatan Jamaah Daulah dan yang kalian tampakkan hanyalah dukungan kepada Jamaah Daulah, maka coba pikirkan apa hasil nyata yang akan didapat dari sikap yang tidak bijaksana semacam ini?
Hasilnya adalah bahwa kita lah yang justru menambah popularitas Jamaah Daulah, dan seolah-olah kita mengatakan dengan kata-kata yang lantang, “bergabunglah bersama mereka dan dukunglah mereka dengan harta, karena ia adalah jamaah yang mengagumkan, ia telah banyak melaksanakan jihad dan operasi militer, dan ia tidak pernah melakukan satupun kejahatan, tidak pernah bersikap ghuluw, tidak pernah menumpahkan darah, dll..”, inilah gambaran yang tercermin dari kebijakan “memegang tongkat di tengah-tengahnya” (netral), dan hendaknya kita semua mengakui itu.
Tidak diragukan lagi bahwa seluruh pimpinan yang ada di berbagai daerah sangat ingin untuk melakukan perbaikan dan merenovasi bangunan, dan ini adalah tuntutan syar’i. Namun apakah memperbaiki harus dengan cara merayu-rayu pihak yang durhaka dan menipu semua orang dengan mengatakan bahwa “jamaah ini adalah jamaah jihad, maka bela dan dukunglah ia”? Bukankah ini adalah kebohongan dan penipuan terhadap para hamba Allah? Apakah kelakuan kita ini tidak akan dihisab? Apakah kita tidak akan dihisab atas setiap orang yang berubah menjadi percaya kepada jamaah tersebut karena terpengaruh oleh kita, kemudian ia berangkat dan bergabung dengannya? Apakah kita tidak akan dihisab atas setiap orang yang berubah menjadi percaya kepada para penjahat tersebut, sehingga ia memutuskan untuk menyumbangkan hartanya kepada mereka yang kemudian harta tersebut digunakan untuk menjalankan kendaraan penghancur mereka yang selalu memakan korban dari orang yang ada disekitarnya?
Jamaah yang durjana yang memiliki sumbangsih dalam amal jihad :
Jamaah yang sekarang berubah menjadi jamaah yang durjana ini dahulunya memiliki sumbangsih bagi jihad, dan ia tidak lagi dianggap sebagai jamaah jihad yang mempunyai kesalahan seperti dahulu. Maka yang wajib dilakukan dari segi syariat adalah menerangkan kondisinya secara utuh, keterangan yang isinya mewanti-wanti setiap orang agar tidak terjerumus ke dalam jalannya dan agar tidak bergabung dengannya serta menjelaskan apa konsekuensi yang diterima oleh orang yang mengikuti jalan ini.
Diamnya para komandan jihad di berbagai medan perang terhadap jamaah ini menjadi sebab bagi berlanjutnya dominasi jamaah ini, dan ia juga menjadi sebab bagi berlanjutnya partisipasi dari para muhajirin ke dalam barisannya. Maksudnya, mengapa anda tidak bergabung dengan jamaah tersebut jika yang jamaah tersebut terima hanya pujian dan para komandan jihad mendiamkannya?
Pernyataan berulang-ulang seputar memberikan dukungan kepada Jamaah Daulah, mungkin saja dapat diterima jika pada saat yang berbarengan kita menyingkap sisi lain dari fakta jamaah ini, tentang keekstrimannya, tentang perlakuannya terhadap pihak lain. Adapun jika yang diberikan hanya penghormatan dan tepuk tangan saja, kemudian dibarengi dengan menutupi kejahatannya, maka ini adalah penipuan terhadap kaum muslimin dan hasutan terhadap orang-orang yang pelakunya akan menanggung hukuman dari Rabbnya, dan ini adalah cara untuk menciptakan thaghut; mem-blow-up si durjana dan membesar-besarkan dirinya, serta mengubur seluruh kejahatannya dalam-dalam.
Kapankah usaha mencari solusi untuk mengobati permasalahan ghulat ini diusahakan, baik itu dari pihak media maupun dari pihak pimpinan? Mereka berkata dari usaha-usaha melakukan ishlah. Apakah mereka tidak tahu mengenai karakter jamaah ghulat? Apakah masih belum jelas bagi mereka, bagaimana sebenarnya jamaah ini berfikir, apa maunya dan apa agamanya? Ishlah apa lagi yang perlu diupayakan bagi sebuah jamaah yang menganggap seluruh apa yang ada di sekitarnya adalah orang-orang kafir dan murtad, atau minimal boleh dibunuh karena mereka semua menyelisihi program mereka yang ekstrim? Perundingan damai apalagi yang perlu diupayakan bagi Daulah yang pedangnya masih saja terus menebas sana sini membunuh dan menghabisi, sedangkan pada waktu yang sama para komandan Al Qaeda justru berdialog tentangnya? Apakah pedang Daulah itu menunggu untuk menghentikan tebasannya setelah dialog ini selesai? Sebenarnya semangat untuk berdialog itu baik, namun kapan dialog tersebut selesai dan kita mulai mengambil langkah baru yang lebih bermanfaat? Apakah setelah Daulah berhasil mempengaruhi seluruh pimpinan jamaah lain? Ataukah setelah ia berhasil memusnahkan kekuatan kelompok-kelompok yang ada di sekelilingnya? Atu apakah setelah kelompok-kelompok kecil membai’atnya karena takut terhadap hegemoninya? Karena kenyataannya para mujahidin tidak memiliki pilihan kecuali dua: membai’at atau dibunuh.
Adapun sekarang, para komandan hendaknya mengevaluasi kelayakan dari kebijakan-kebijakan mereka yang sebelum-sebelumnya, seperti kebijakan berbasa-basi secara formalitas, kebijakan memperlakukan Jamaah Daulah dengan menganggap bahwa ia akan memahami, percaya dan merubah pandangannya. Satu hal penting yang harus kita tetapkan dengan jelas dan tanpa banyak alasan adalah: sesungguhnya kebijakan Tanzhim Al Qaeda yang berkaitan dengan Daulah – baik di lapangan maupun di media – yang mana itu telah diterapkan sejak awal munculnya permasalahan Daulah, telah berdampak bagi bertambah kuatnya kekuasaan jamaah orang-orang jahat tersebut, bertambah banyaknya pengaruh mereka, jumlah partisan mereka, dan jumlah dukungan yang mereka terima.
PR :
Yang menjadi PR bagi seluruh cabang Al Qaeda, seluruh ulama, dan seluruh komandan jihad adalah berbicara dengan lantang dan jelas tanpa keraguan, banyak alasan dan berbasa-basi. Al Qaeda harus menghentikan segala sarana media yang justru mempromosikan Jamaah Daulah, sehingga paling tidak kita telah melaksanakan tugas kita dengan baik. Kita telah bersikap baik dan sesuai dengan syariat, tak peduli apakah nantinya sikap seperti ini akan menyebabkan kehancuran bagi kelompok ghulat atau tidak, yang jelas ketika program ekstrim mereka terus berlanjut, kita bukanlah orang yang menjadi sebab bagi kemunculannya dan sebab bagi bertambah kuatnya program mereka itu.
Sesungguhnya kesalahan dalam menyikapi di awal, akan menghasilkan keputusan hukum yang salah di akhir. Sesungguhnya kurangnya ilmu itu menjadi sebab dari ketidak mampuan untuk memutuskan bahwa mereka adalah khawarij dan memutuskan reaksi apa yang harus diambil. Bahkan kalaulah mereka bukan khawarij, maka tetap saja mereka dianggap sebagai musuh yang mengancam keselamatan karena mereka selalu menggunakan pedangnya untuk menindak pihak-pihak diluar mereka, yaitu dengan memberikan dua pilihan: bai’at atau lapangan eksekusi!
(banan/arrahmah.com)