Oleh: Abdillah Onim*
(Arrahmah.com) – Blokade zionis Israel atas Gaza yang hingga kini masih berlangsung, menyita perhatian para Aktivis diseluruh dunia khususnya Aktivis peduli Palestina, mulai dari Indonesia, Malaysia, Turkey, Aljazair bahkan hingga ke Amerika.
Kesewenangan pihak zionis pun selalu membuat geram, emosi masyarakat Turkey yang bisa dikatakan masyarakat Turkey dan Pemerintah Turkey lebih berani dari negara Arab yang bertetangga dengan tanah Palestina, tidak hanya berani mengecam akan tetapi juga berbuat nyata, salah satunya berani menggertak untuk menutup Kedutaan Israel di Turkey, contoh kecil yang nyata.
Turkey untuk kapal Mavimarmara, mematahkan blokade Gaza.
Saya dan Aktivis Indonesia lainnya sudah berada di Kota Istanbul Turkey satu minggu sebelum Kapal Mavimarmara yang rencananya akan bertolak menuju kota Antalya selatan Turkey.
Waktu masih berada di Indonesia, saya pernah sampaikan kata bahwa : wah kita nekat nih ikut misi pelayaran Freedom Flotilla dengan tujuan haluan kapal yaitu pelabuhan Gaza, saya sangat yakin kapal yang akan kita tumpangi membawa kita ke Gaza bakal di tembak oleh militer Angkatan Laut Israel, kataku Abdillah Onim kepada NGO Indonesia Bergerak di bidang medis yang pernah bergabung selama 13 Tahun.
Walau memang 9 unit kapal, terdiri dari 3 kapal penumpang yaitu kapal Mavimarmara 546 orang, kapal Sfendoni, kapal Chalengger serta 6 kapal Cargo yang membawa barang bantuan bagi warga Gaza seperti sandang, pangan, obat-obatan, bahan bangunan, mainan anak-anak, generator listrik serta bantuan lainnya yang memang sangat dibutuhkan oleh 1,5 juta jiwa (periode 2010) kini jumlah warga Gaza Bertambah menjadi 2 juta jiwa.
Saya sangat mengenal kondisi Gaza khususnya dari segi keamanan yaitu sangat beresiko dan sangat tidak aman, karena sebelum mengikuti pelayaran kapal Mavimarmara saya sudah pernah masuk Gaza di tahun 2009 pasca agresi Israel ke Gaza pada akhir tahun 2008, yang warga Gaza menyebutkan perang Alfurqon, dalam Agresi Israel tersebut menewaskan lebih dari 1600 warga Gaza tewas, dan puluhan mengalami luka luka.
Pada tahun 2009, saya berada di Gaza, berbaur dengan masyarakat Gaza, para petani serta nelayan saya bergaul juga warga sipil, sore hari saya rutin ke pantai menyaksikan aktivitas para nelayan Gaza, mereka ditembaki oleh militer Israel, nasib nelayan Gaza hanya dua kemungkinan yaitu pulang membawa hasil tangkapan yaitu Ikan untuk anak istri mereka atau mereka jual atau pulang tinggal nama karena tewas dilaut akibat di tembak Israel atau ditangkap langsung dijebloskan kepenjara, tanpa kejelasan informasi, coba bayangkan warga asli Palestina, mereka mencari sesuap nasi di tanah kelahiran mereka sendiri, di laut mereka sendiri, mereka di bunuh oleh penjajah, bagaimana dengan kita warga asing, pendatang, mengatasnamakan Aktivis, mengantar bantuan kemanusiaan ya pasti di tembak oleh militer Israel.
Dalam benak dan hati kecil saya, selama kita berbuat baik dan iklas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala insya Allah pasti ada kemudahan, dan kalaupun terjadi sesuatu dengan diri saya maka inilah resiko dari perjuangan membela rakyat Palestina dan usaha membebaskan kiblat pertama Islam dunia yaitu Masjid Al Aqsho Almubarok ( baca Surat Al Isro’), bismillah tawakaltu alallah saja.
Pada tanggal 30 Mei 2010, jam 8 malam waktu Antalya kapal Mavimarmara pun mengangkat jangkar dan mulai bergerak meninggalkan pelabuhan kota wisata tsb dengan tujuan Gaza Palestina.
Misi pelayaran armada kapal Mavimarmara dikoordinir langsung oleh NGO Turkey yaitu IHH Turkey, selain IHH Turkey juga terdapat beberapa NGO international baik dari Eropa, Swedia, kurang lebih ada 6 negara uang campur tangan bermitra langsung. Sedangkan para Aktivis atau para relawan kemanusiaan yang ikut dalam pelayaran itu berasal dari 39 negara termasuk Indonesia dan Malaysia, jumlah total para relawan kemanusiaan yaitu 700 orang.
Perlahan kapal Mavimarmara menambah laju kecepepatan hingga lampu Kota dan pelabuhan Antalya tidak terlihat melewati perairan Cyprus Yunani dan sudah di rencanakan bahwa semua kapal akan bertemu untuk berkoordinasi kembali di perairan Cyprus yakni laut Yunani, arah kapal pun kini sudah berada persis di pantai Cyprus tepatnya di sore hari semua kapal bertemu di pantai Yunani, para panitia terlihat sibuk berkoordinasi, Ada bocoran informasi bahwa pihak zionis Israel telah berkicau agar semua kapal mengarahakan haluan ke pelabuhan Israel, dengan ancaman jika para relawan tidak menuruti perintah Israel maka dengan paksa mereka akan membajak semua kapal.
Perlu ditekankan bahwa misi ini adalah misi damai, misi kemanusiaan, membawa bantuan untuk masyarakat Gaza dengan tujuan atau pemberhentian terakhir adalah pelabuhan Gaza Palestina, diatas kapal tidak ada senjata tajam atau senjata api. Dan memang benar diatas kapal tidak ada yang namanya senjata, tujuan utama kami ke Gaza adalah melakukan peletakan batu pertama Rumah Sakit Indonesia di Gaza, karena dulu waktu saya masih aktif di salah Satu LSM misi mereka sangat mulia yaitu membanguan Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Dengan tujuan utama adalah peletakan batu pertama, maka kami membeli pacul, sekop, meteran dan bahan material lainnya di Turkey, waktu itu saya memegang gagang sekop dan pacul, giliran saya melewati mesin exray pemeriksaan petugas panitia dari IHH, saya sempat di tahan oleh panitia, penyebab utama adalah karena saya membawa 2 batang kayu, mereka mengira 2 batang kayu itu untuk membela diri jika terjadi kondisi darurat di tengah laut, padahal kayu tsb adalah gagang pacul dan sekop, akhirnya 2 batang kayu tsb mereka tahan dan tidak diijinkan masuk ke dalam kapal, ya inti dari misi tsb adalah misi damai.
Kapal Mavimarmara adalah kapal besar dan terbesar di antara 3 kapal yang ikut dalam pelayaran freedom flotilla, kapal Mavimarmara diperkirakan dapat menampung lebih dari 5000 orang. Saat kapal Mavimarmara dan 8 kapal lainnya mulai meninggalkan pantai Cyprus, kecepatan atau laju baling baling kapal mulai dikurangi, hari mulai gelap hanya terlihat cahaya lampu dari masing masing konvoi kapal, saya bersama teman teman relawan Indonesia dan dari Malaysia malam itu sedang berada di lantai dua buritan kiri depan kapal, diluar pagar kapal.
Memang tadi sore para panitia melakukan briefing bagi semua relawan dan punya tugas masing masing, untuk Relawan asal Indonesia dan Malaysia di tempatkan berada di lantai dua buritan depan kiri kapal dan di tugaskan jika nanti tentara Israel memaksa naik keatas kapal maka harus kami dorong agar mereka jatuh ke laut.
Malam kian larut dan jam sudah meunjukkan jam 12 malam, dari kejauhan terlihat lampu kapal asing bulan dari rombongan freedom flotilla armada pembebasan untuk mematahkan blokade Israel atas Gaza, terlihat lampu merah dari atas udara seperti pesawat, sepertinya cahaya cahaya tersebut kok mengarah ke konvoi kapal kapal freedom flotillah, ucapku pada tema saya, ternyata benar itu kapal perang milik zionis Israel, ternyata itu pesawat helicopter milik zionis Israel, semua Aktivis keluar dari dalam badan kapal menuju luar pagar untuk melihat kapal Israel dan pesawat Israel, waktu menunjukkan jam 5 dan terdengar adzan Subuh, kami pun melakukan sholat Subuh berjamaah, dan DOR..DOR..DOR ….BOMMMMMMMMMMMMMMMMM.
Belum kelar sholat Subuh kapal kami mulai di serang secara brutal, di masing masing buritan luar kapal terlihat puluhan kapal speed boat Angkatan laut militer zionis Israel lengkap senjata berat seakan sial tempur di medan pertempuran, tembakan peluru karet dan peluru asli menghujani bodi kapal, mereka menembaki kearah kami, sedangkan persis diatas kepala kami terdengar suara pesawat heli dan pesawat Apache, pesawat pesawat itu mendekati lantai atas kapal untuk menurunkan pasukan Israel melalui tali.
Panik, bingung harus berbuat apa karena yang kami hadapi adalah pasukan elite bersenjata lengkap, sedangkan kami hanya tangan kosong, takbir bergema memecah heningnya malam di lautan Cyprus dan perairan internasional. Takbir allahu Akbar tak pernah berhenti, tembakan militer Israel kian brutal, pikir ku mungkin disinilah akhir hayatku, bakal mati di atas kapal ini, dari pada mati tanpa perlawanan, harus berbuat sesuatu minimal melawan..dengan gagahnya saya mencoba mencabut pagar besi didepan saya sembari teriak Allahu Akbar, tak tercabut besi tsb, ku ulangi dengan usaha yang sama, gagal karena las besi sangat kuat, tak jauh dari saya berdiri terlihat bangku kayu, ku angkat bangku tsb dan saya lemparkan kearah zionis, sebelah kanan saya ada tempat sampah, juga ku lemparkan ke arah zionis, ada satu lagi sisa amunisi persis depan saya ada ban mobil truk lumayan besar, juga kuarahkan ke militer zionis..tembakan Israel tak berhenti bahkan kian brutal..dalam hatiku kok saya masih hidup.
Abdillah..di badan kamu terdapat beberapa titik merah, di jidat mu juga terdapat titik merah, titik merah maksudnya apa? Tanyaku pada seorang teman, itu titik merah laser berasal dari senjata, setelah saya membalikkan badan kearah teman saya, ternyata di lantai atas terlihat militer sudah membidik saya, perlahan kusandarkan tubuh ke dinding kapal, para panitia memerintahkan kepada semua Aktivis untuk tenang dan jangan melawan atau membalas, setelah itu tembakan brutal dari Israel kian berkurang, posisi saya masih bersandar di dinding kapal dan perlahan berjalan menyamping arah kiri menyusuri dinding kapal, dor dor dor ada seorang pemuda persis depan saya tertembak dibagian kepala dan paha secara beruntun, alhamdulillah hanya peluru karet, pemuda tsb saya tarik bajunya untuk ikut bersandar ke dinding kapal, perlahan jalan menyamping dan kami berhasil masuk ke dalam kapal.
Begitu masuk kapal, turun tangga menuju lantai bawah, berhasil bertemu dengan para relawan asal Indonesia Malaysia, darah dimana mana, para korban yang di tembak oleh Israel tergeletak dimana di lantai kapal, Tim medis sibuk melakukan tindakan medis, 2 orang relawan asal Indonesia menjadi korban, saya bertemu dengan mas Okvianto ( Ralewan Kispa) tertembak di tangan, saya juga bertemu dengan Mas Surya ( Majalah Hidayatullah) tertembak di dada, saya duduk di samping mas Surya dan dibagian hidung mulut terpasang masker oksigen sembari saya tekan luka bekas tembakan untuk menghindari pendarahan, didepan saya seorang ibu menangis sembari memegang kepala jenazah yang tertutup oleh bendera Turkey dan bendera Palestina, ternyata yang terbujur kaku itu adalah suaminya yang ditembak oleh zionis Israel persis di kepalanya.
Dalam pembantaian dan tragedi kapal Mavimarmara menewaskan 10 orang relawan asal Turkey, serta melukai lebih dari 60 orang relawan dan 2 diantaranya berasal dari Indonesia.
Tembakan brutal berhenti, semua Relawan di Ikat dan di jemur di lantai atas kapal, saat antri untuk menjalani pemeriksaan diatas kapal, 2 militer zionis bertanya pake bahasa Inggris, Where Are you from ? Indonesia..are you Indonesian Army (apakah kamu militer Indonesia) sembari mengarahkan moncong senjata ke dada, saya diam kunci mulut,..secara tampilan saya karena postur tubuh saya tinggi, rambut cepak ala militer, mengenakan kameja warna hijau, celana warna hijau, sepatu coklat. Setiap Relawan yang dianggap berbahaya bagi militer zionis Israel maka tanganya diletakkan kebagian belakang dan kedua tangan diikat, jika relawan yang tidak berbahaya maka tangannya di letakkan dibagian depan dan diikat, nah kalau saya kategori relawan yang tidak berbahaya, tidak melawan dan tetap diam jadi tangan diletakkan dibagian depan dan diikat..ujung ujungnya ikat ikat juga, kata Abdillah Onim yang menjadi saksi hidup tragedi kapal Mavimarmara.
Kapal Mavimarmara yang kami tumpangi kini sudah diambil alih kemudi, sudah dikuasai oleh militer zionis Israel, dibajak dan kapal Mavimarmara beruba arah bukan ke Gaza akan tetapi di arahkan ke pelabuhan Israel bernama pelabuhan Ashdood.
Selanjutnya semua relawan di jebloskan penjara zionis Israel, termasuk bang Onim, satu hari penuh kami di tahan di dalam penjara Israel, dan malamnya kami dideportasi ke Amman Jordan, selama berada di Jordan memang tidak ada niatan untuk kembali ke Indonesia, kami berusaha mengurus visa Mesir agar dapat masuk ke Gaza melalui pintu Rafah, alhamdulillah kurang dari 1 bulan kemudian kami berhasil masuk ke Gaza melalui pintu perlintasan Rafah.
Buah dari tragedi tragedi kapal Mavimarmara, Hidup, mati,jodoh dan Rezki adalah ditangan Allah swt, Dialah yang menentukan, kini saya hidup bersama warga Gaza, diberi jodoh oleh Allah swt yaitu menikah dengan Muslimah Gaza(Hafidzoh), menetap di Gaza alhamdulillah dari pernikahan kami dikarunia 2 anak yang pertama diberi Nama Marwiyah Fillind(Filistin Indonesia, sedangkan Marwiyah adalah Nama ibu saya tercinta), yang kedua adalah Ismail Nusantara (Ismail Nama alm.Ayah saya tercintah, Rahimallahu ya rob), ayah saya wafat di saat saya berada di Gaza Palestina dalam rangka mengurus Surat tanah untuk Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Kini 5 tahun sudah berlalu tragedi Mavimarmara, hari ini Kamis 30 Mei 2015 tepatnya di pelabuhan Gaza, ratusan warga Gaza memadati pelabuhan Gaza dalam rangka memperingati 5 th tragedi berdarah kapal Mavimarmara, peringatan tsb di selenggarakan oleh IHH Turkey Cabang Gaza Palestina dan di hadiri oleh para pejabat Palestina, sumua faksi ikut hadir termasuk bang Onim bersama istri dan ke dua anaknya.
Pada kesempatan yang bahagia ini, saya mngimbau dan mngajak kepada semua faksi baik Hamas maupun Fatah, marilah kita bersatu karena tanah Palestina ini tidak hanya milik Hamas atau tidak hanya milik Mahmoud Abbas akan tetapi milik rakyat Palestina, di akhir kata sambutan ini saya menyampaikan, semoga Allah swt menghendaki agar kita dapat bebaskan masjid Alaqso dan kita sholat berjamaah didalamnya,Amin..ungkap IHH Cabang Gaza Palestina Mr.Mehmed Kaya.
Peringatan tragedi kapal Mavimarmara yang ke 4 pada tahun 2004, saya diundang untuk menjadi pembicara memberikan kata sambutan, saya juga menghimbau kepada rakyat Palestina agar bersatu padu, walau kapal Mavimarmara belum berhasil masuk Gaza akan tetapi semangat tetap berkobar, yang utama adalah risalah atau pesan untuk dunia dan kini kami hidup bersama kalian untuk berjuang bersama dan berkhidmat untuk Palestina dan masjid Alaqso, ini kewajiban kami semoga Allah swt menerima Amal ibadah kita semua, Amin..tegas bang Onim saat berada di atas podium di pelabuhan Gaza City.
Intinya, berjuang di jalan Allah swt tidak selamanya menempuh jalan mulus, pasti menghadapi cobaan dan rintangan, berproses. selama niat kita bersih dan iklas karena Allah swt, insya Allah bakal dimudahkan oleh Allah swt. Mustahil dan sulit bagi manusia, tidak bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalam berjuang memperjuangkan kebenaran dan menegakkan kalimat Allah swt di muka bumi, yang harus kita tanamkan dalam benak dan jiwa kita salah satunya adalah niat bersih iklas karena Allah swt, kedepankan amanah, satukan tujuan dan rapatkan barisan harus kompak jangan terpecah belah, otak dan hati harus selalu bersih, tujuannya hidupnya bukan dunia, tetap sabar dijalan Allah swt dan perlu kita ketahui bahwa doa dan saling mendoakan adalah senjata yang paling ampuh.
Dengan demikian jangan pernah bosan untuk saling mendoakan, mendoakan rakyat Gaza Palestina khususnya kiblat pertama umat Islam dunia masjid Alaqso almubarok, semoga Allah swt tetap menjaga kesucian masjid Alaqso dan terbebasnya tanah Palestina dari jajahan zionis Israel. Amin.
*Saksi hidup tragedi Kapal Mavimarmara, kini menetap di Gaza City
(*/arrahmah.com)