TEHERAN (Arrahmah.id) — Pihak berwenang Iran telah mulai memasang kamera di tempat umum untuk mengidentifikasi wanita yang tidak mengenakan hijab, lapor kepolisian setempat.
“Wanita yang terlihat tidak menutupi rambut mereka akan menerima pesan teks peringatan tentang konsekuensinya,” kata polisi, seperti dikutip dari BBC (9/4/2023).
Menurut polisi Iran, hal ini dilakukan untuk membantu mencegah perlawanan terhadap hukum hijab.
Protes terhadap hijab dipicu tahun lalu pasca kematian Mahsa Amini, seorang wanita muda Kurdi yang ditangkap karena diduga melanggar aturan hijab, dalam tahanan polisi.
Sejak kematian Amini, semakin banyak perempuan yang melepaskan hijab mereka, khususnya di kota-kota besar, meski ada risiko penangkapan.
Sebuah pernyataan polisi yang diterbitkan oleh Kantor Berita Republik Iran mengatakan bahwa cctv yag dipasang menggunakan kamera “pintar” dan alat lain untuk mengidentifikasi dan mengirim dokumen dan pesan peringatan kepada pelanggar.
Di Iran sendiri, wanita telah diwajibkan secara hukum untuk menutupi rambut mereka dengan hijab (kerudung) pasca Revolusi Iran tahun 1979. Mereka yang melanggarnya akan menghadapi denda atau penangkapan.
Sabtu lalu, Presiden Iran Ebrahim Raisi menegaskan kembali bahwa wanita Iran harus mengenakan hijab sebagai kebutuhan agama.
Kepala peradilan Iran Gholamhossein Mohseni-Ejei, memperingatkan pada hari Jumat bahwa tindakan keras yang meluas mungkin bukan cara terbaik untuk mendorong perempuan mengikuti aturan.
“Masalah budaya harus diselesaikan dengan cara budaya… Jika kita ingin menyelesaikan masalah seperti itu dengan menangkap dan memenjarakan, biayanya akan meningkat dan kita tidak akan melihat efektivitas yang diinginkan,” katanya. (hanoum/arrahmah.id)