BEKASI (Arrahmah.id) – Nasib malang dialami seorang remaja di Bekasi, Jawa Barat.
Luthfi Erlangga Hafidz alias LEH (17) meninggal dunia dengan sejumlah luka senjata tajam di sekujur tubuhnya setelah dikeroyok sekelompok berandalan.
Peristiwa ini terjadi di Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Ahad (6/2/2022) dini hari lalu.
Mulanya, pelajar kelas 11 di SMA Negeri 10 Kota Bekasi itu hendak mencari kucing peliharaannya yang hilang entah ke mana.
Dini hari sekira pukul 01.00 WIB di hari Ahad (6/2/2022), LEH pun melajukan sepeda motornya untuk mencari si hewan berbulu.
Tiba di jalanan komplek rumahnya, LEH pun berhenti di depan sebuah mobil.
Ia lantas menengok ke arah kolong mobil dan memanggil-manggil kucingnya.
Alih-alih menemukan hewan peliharaannya, LEH justru ditegur oleh seorang pria berinisial E.
Tak cuma menegur, E juga meneriaki pelajar SMA itu dengan sangkaan sebagai maling.
Terkejut dituduh maling, LEH segera pergi meninggalkan tempat tersebut.
Baru melaju sekitar 100 meter, LEH dihentikan oleh enam orang pria.
Tanpa basa-basi, kelompok pria itu langsung menyiksa LEH menggunakan senjata tajam berupa celurit dan parang.
Akibatnya, LEH pun tewas di tempat.
Kabar tewasnya sang anak tercinta membuat hati orangtua LEH terluka.
Ibunda LEH, Ernawati tak kuasa menahan tangis saat mendengar anaknya wafat dengan cara keji.
Sebelum meninggal, LEH sempat menulis sebuah puisi menyentuh.
Puisi tersebut adalah tugas yang diberikan oleh guru LEH.
Puisi tersebut diberi judul ‘Shalat Menuju Kebaikan’
Di sekolah, korban memang dikenal sebagai remaja yang baik.
Dia bahkan aktif di sejumlah organisasi siswa mulai dari pramuka, ekstra kulikuler badminton, hingga terakhir ingin mengikuti kelas tahfiz Qur’an.
“Gurunya bilang dia ada niat mau ikut tahfiz, anak saya enggak pernah macam-macam dia tipikal anak rumahan enggak pernah ke mana-mana pulang sekolah,” tutur Ernawati.
Kapolsek Tarumajaya AKP Edy Suprayitno mengatakan kejadian ini diduga merupakan aksi main hakim sendiri lantaran korban disangka maling.
“Yang jelas ini bukan kasus pembegalan, karena korban ini sempat diteriaki maling oleh kelompok tersangka,” kata Edy, Rabu (9/2/2022).
Ayah korban yakni Abdul Hafid tak menyangka jika putra sulungnya tewas dalam kondisi mengenaskan.
Menurut sang ayah, sempat tersiar kabar anaknya keluar rumah pada dini hari sekira pukul 00.45 WIB untuk mencari kucing.
Ia tidak begitu meyakini anaknya keluar rumah sekedar mencari kucing tetapi dia yakin Angga keluar rumah saat malam kejadian untuk menjemput takdirnya.
“Anak saya memang suka kucing tapi bagi saya dia keluar rumah untuk menjemput takdirnya,” ujarnya.
(ameera/arrahmah.id)