(Arrahmah.com) – Ada berbagai cara menghafal Al-Quran yang dapat digunakan oleh seorang Muslim dalam usahanya untuk menghafal kitab suci ini. Kali ini kita akan membahas Metode 3T+1M yang digunakan di Universitas Darussalam Gontor.
Metode ini tergolong mudah dan efektif. Namun tentunya diperlukan ketekunan untuk dapat berhasil.
Fadilah Menghafal Al-Quran
Sebelum masuk ke dalam metode, sangatlah penting untuk mengetahui keutamaan dari menghafal Al-Quran. Berikut di antaranya.
(1). Al-Quran menjadi syafaat di hari kiamat
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ِاقْرَأُوْا القُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِيْ يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِه
“Bacalah Al Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafa’at bagi shahibul Qur’an” (HR. Muslim 804)
(2). Mendapatkan pertolongan Allah
Allah menegaskan bahwa siapa yang menolong Allah, maka Allah akan menolongya. (Q.S. Muhammad: 7). Menghafal Al-Quran adalah salah satu bentuk menolong Allah; yaitu memperjuangankan agama Islam.
(3). Menambah kenikmatan dalam Shalat
Seorang hafidz akan menikmati shalat yang ia lakukan, baik ia sebagai imam maupun ma’mum.
(4). Menjadikan gaya hidup lebih Islami
Seorang hafidz selalu berinteraksi dengan al-Quran, memperbanyak shalat sunnah (terutama shalat malam) untuk mengulangi bacaan. Dengan demikian, saat ia mulai menghafal al-Quran, maka sejatinya gaya hidupnya juga telah berubah menjadi lebih Islami.
Menghafal Al-Quran itu Mudah
Yang perlu diyakini juga, sebelum memulai menghafal, bahwa menghafal al-Quran itu mudah.
Allah SWT berfirman:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
“Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” QS Al-Qamar: 17
Kata “liddzikri” dalam ayat diatas, selain dtafsirkan ‘untuk peringatan’, dapat juga ditafsirkan ‘untuk diingat’.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menghafal al-Quran
(1). Menata Niat
Niat yang tepat sangatlah penting. Adalah sebuah bencana jika kita telah menghabiskan waktu dan tenaga untuk menghafalkan al-quran, namun ternyata usaha tersebut sia-sia karena niat kita salah.
Niat yang tepat tentunya adalah ibadah lillahi taala. Jangan sampai niat kita terkotori dengan noda seperti keinginan untuk dipuji, untuk dikenal, untuk mendapat dunia dll.
(2). Menjauhi Maksiat
Imam Syafii pernah bercerita kepada gurunya tentang susahnya menghafal. Lalu gurunya menasehatinya untuk menjauhi maksiat. Karena ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang bermaksiat.
(3). Membangun Lingkungan Kondusif
Akan jauh lebih mudah dalam menghafal jika anda berada di lingkungan yang mendukung. Jika anda tidak memiliki, buatlah.
Bagaimana caranya?
Ajak beberapa teman anda yang sama-sama memiliki niat kuat untuk menghafal Al-Quran untuk saling mengingatkan serta saling membantu.
Cara Menghafal Al-Quran dengan Metode 3T+1M
(1). Talqin atau Tasmi’
Talqin berarti seorang Ustadz membacakan al-Quran untuk kemudian diikuti oleh para muridnya.
Jika anda tidak memiliki Ustadz yang dapat membacakan kepada Anda, mendengarkan bacaan al-Quran dari rekaman juga dapat menjadi salah satu alternatif.
Meskipun alternatif tersebut tidak sebagai sebaik jika anda berhadapan dengan ustadz secara langsung. Karena jika anda berhadapan langsung dengan Ustadz, maka bacaan anda yang salah saat mengikuti bacaan, dapat langsung dikoreksi.
Adapun tasmi’ berarti seorang murid membaca al-Quran untuk didengarkan oleh ustadz.
(2). Tafahhum
Arti dari tafahhum adalah memahami arti dari bacaan Al-Quran yang akan dihafal. Tentunya tidak semua orang harus melalui tahapan ini dalam menghafal. Yang dianjurkan untuk memahami al-Quran saat menghafal adalah mereka yang berusia remaja serta dewasa.
(3). Tikrar
Tikrar berarti mengulang-ulangi bacaaan hingga hafal.
Caranya?
Baca ayat pertama hingga 10-20 kali hingga hafal
Lalu baca ayat kedua sebanyak 10-20 kali hingga hafal
Baca ayat pertama + kedua sebanyak 10-20 kali hingga hafal
Lalu baca ayat ketiga sebanyak 10-20 kali hingga hafal
Kembali baca ayat pertama + kedua + ketiga sebanyak 10-20 kali hingga hafal
Dan seterusnya
(4). Muraja’ah
Setelah hafal, ulangi kembali bacaan tersebut. Inilah yang dimaksud dengan muraja’ah.
Muraja’ah sangat penting karena muraja’ah inilah yang akan melekatkan hafalan secara lebih kuat ke dalam benak kita.
Tips dalam menghafal al-Quran
(1). Menggunakan 1 mushaf
Sangat dianjurkan untuk menggunakan 1 Mushaf yang sama selama proses menghafalkan Al-Quran. Hal ini akan sangat memudahkan dalam proses menghafal.
(2). Mendengarkan Bacaan Qari
Membiasakan diri mendengarkan bacaan dari seorang qari dapat membantu kita dalam menambah ataupun mengulangi hafalan.
Anda dapat mendengarkan bacaan para Imam di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dapat membantu kita memiliki makharijul huruf yang tepat. Plus, kita juga dapat membiasakan diri untuk berhenti (waqf) di titik yang tepat.
Selain itu, anda juga dapat mendengarkan qari lain yang anda sukai. Untuk memudahkan dalam hafalan, usahakan mendengarkan bacaan murattal, bukan mujawwad.
Salah satu qiraah murattal yang dapat anda dengarkan dapat ditemukan di sini
(3). Teknologi, sarana memaksimalkan cara menghafal al-quran
Berada dalam perjalanan namun tidak membawa mushaf? Pastikan anda sudah menginstall aplikasi Al-Quran di HP. Sehingga kemanapun anda pergi, anda dapat selalu membaca ataupun mendengarkan al-Quran.
Frequently Asked Questions (FAQ)
Kapankah waktu yang terbaik untuk menambah hafalan dan murajaah?
Waktu terbaik untuk menambah hafalan adalah pada sepertiga malam terakhir dan dilanjutkan setelah shubuh hingga terbitnya matahari.
Waktu terbaik untuk murajaah adalah pada saat shalat sunnah serta setelah shalat fardhu.
Bolehkah seorang wanita yang sedang haid mengulangi hafalan?
Para ulama berbeda pendapat dalam hal seorang wanita haid membaca al-Quran ataupun mengulangi hafalan (muraja’ah) tanpa menyentuh mushaf. Sebagian ulama membolehkan, sebagian lagi tidak membolehkan. Kedua pendapat ini dapat digunakan karena keduanya memiliki dalil dan hujjahnya.
Adapun pendapat yang digunakan oleh Markaz Al-Quran UNIDA Gontor adalah Fatwa dari Markaz Al-Fatwa Qatar yang membolehkan. Wallahu a’lam bishshawaab.
Berapa halaman tambahan yang saya hafalkan setiap hari?
Tergantung dari kemampuan masing-masing. Namun yang disarankan sekitar 1/4 atau 1/3 hingga 1/2 halaman perhari untuk pemula. Adapun bagi yang sudah terbiasa, bisa 1 halaman perhari ataupun lebih.
Memulai lebih baik juz depan atau juz belakang (surat surat pendek)?
Mungkin tidak menggunakan istilah “lebih baik” mana? Tapi “lebih cocok” mana?
(1). Jika anda sudah memulai menghafalkan satu surat, maka selesaikan satu surat itu. Tidak perlu dipotong.
Misal: anda sedang menghafalkan surat al-Baqarah sudah sampai di juz 2. Maka lanjut saja hafalannya sampai tuntas surat alBaqarah. Atau jika anda sedang menghafal surat al-Mulk, lanjutkan saja sampai selesai surah al-Mulk. Dst.
(2). Jika anda belum memulai menghafal, maka memang menurut beberapa Hafidz lebih cocok hafalan mulai dari surat-surat pendek, yang sering didengar dan digunakan untuk shalat. Yaitu Qishar asSuar (Surat-surat pendek) dari Juz 30, 29, 28, 27 atau (30 saja). Kemudian bisa dilanjutkan dari juz 1-26. Hal ini dikarenakan:
(a). Lebih sering digunakan dalam imamah shalat. Supaya hafalannya bisa dimanfaatkan untuk imamah atau untuk mengislah kalau ada imam yang salah.
(b). Karena menghafalkan dengan cerita/pembahasan yang pendek akan lebih memudahkan. Daripada pembahasan yang panjang.
(c). Tidak membuat bosan (tapi memang bosan menghafal itu paling utama disebebkan karena niat yang salah), tapi kadang juga karena materi (surat/cerita) yang panjang itu bisa menjadi sebab bosan bagi sebagian orang.
(3). Kalau melihat dari sisi umur. Memang lebih cocok anak-anak kecil itu menghafalkan ayat-ayat yang pendek. Karena mereka baru bisa menirukan. Belum bisa memahami. Namun kalau dewasa (apalagi memahami bahasa Arab), sebenarnya tidak terlalu kendala mau mulai dari surat yang pendek atau surat yang panjang. Karena hafalan dia sudah dibarengi dengan pemahaman, buka sekedar menirukan pelafalan.
Penutup
Semoga ulasan ringkas ini dapat membantu pembaca sekalian dalam memahami cara menghafal al-Quran dengan tepat.
Metode ini adalah metode yang dipraktekkan di Universitas Darussalam Gontor. Di Unida Gontor, mahasiswa dapat mengikuti Zona Tahfidz yang memberikan lingkungan untuk memudahkan dalam menghafal al-Quran.
Bagi para orang tua, mari ciptakan rumah kita sebagai tempat pertama untuk belajar al-Quran serta menghafalkannya.
Semoga kita semua diberi kemudahan dan keistiqamahan dalam menghafal al-Quran.
Materi ini disampaikan oleh Ustadz M. Shohibul Mujtaba, M.Ag. pada kajian Indah, Kampung Ramadhan UNIDA Gontor, dirangkum oleh Taufiq Affandi
(fath/arrahmah.com)