JAKARTA (Arrahmah.com) – Muhammad Thoriq (32), terduga teroris yang meracik bom rakitan di kawasan Tambora, Jakarta Barat, akhirnya menyerahkan diri, Minggu (9/9/2012) sore. Penyerahan diri ini memastikan bahwa korban luka berat di Beji, Depok, yang sebelumnya diduga Thoriq ternyata tidak benar.
“Dia membawa senjata rakitan beserta enam buah peluru, ada juga sabuk,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, kepada wartawan di sela acara coffe morning dan silaturahim Kapolda dengan cagub dan cawagub DKI Jakarta, Senin (10/9) seperti dilansir detikcom.
Thoriq sendiri menyerahkan diri sekitar Pukul 17.30 di Pos Pol Jembatan Lima. Saat menyerahkan diri, Thoriq membawa senjata rakitan dan enam butir peluru.
Sebelumnya, Rikwanto mengatakan alasan Thorik menyerahkan diri adalah karena kangen dengan keluarganya. Ia menyerahkan diri dengan berjalan kaki ke Pospol Tambora, Jakarta Barat, Minggu (9/9).
“Keterangan sementara alasan dia menyerahkan diri adalah karena kangen keluarga. Dia datang dengan jalan kaki,” tutur Rikwanto.
Saat menyerahkan diri, Thoriq juga mengenakan Sabuk yang dililiti kabel dan pemicu bahan peledak. Namun kepada polisi Thorik menyebut sabuk yang dia kenakan aman.
“Dia memakai sabuk yang ada pemicunya. Tinggal dipasang handak, bisa meledak,” ujar Kapolsek Tambora, Kompol Donni Eka Saputra, senin (10/9).
Kepada polisi, Thorik mengaku dirinya akan menjadi ‘pengantin’ alias orang yang akan melakukan bom bunuh diri sebagai bagian dari kegiatan teror.
“Kalau kejadian Beji (ledakan di Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara, Beji, Depok) tidak terjadi, maka dia jadi pengantin,” ujar Donni.
Menurut Donni, Thorik tidak terlibat jaringan mana pun. “Dia bukan jaringan, hanya orang-orang yang kecewa. Saya hanya menangani dia sampai sini, saat dia menyerahkan diri,” ucapnya.
Meski Thoriq belum memastikan target yang akan disasarnya. “Target sebenarnya belum ditetapkan, tetapi antara umat Buddha, Brimob dan Densus,” ujar Kapolsek Tambora, Kompol Donni Eka Saputra.
Penyerangan dilakukan Thorik dan kelompoknya karena kekecewaan terkait kasus Rohingya. “Karena kasus Rohingya,” ucap Donni. Namun Donni enggan berbicara lebih lanjut, karena pihaknya hanya menangani Thorik hanya pada saat pria tersebut menyerahkan diri.
Sebelumnya, Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal (Pol) Untung Suharsono Radjab menyebut bahwa korban luka berat di Depok, Jawa Barat, memiliki kemiripan fisik dengan Muhammad Thoriq, buron peracik bom rakitan di Tambora, Jakarta Barat.
“Memang ada mirip-mirip, tapi betul enggaknya, nanti kita ambil DNA orangtuanya dan tanya istrinya untuk mengenalinya. Kalau katakan sekarang itu dia (Thoriq) masih terlalu dini,” kata Untung seusai mengunjungi lokasi ledakan di Depok.
Secara fisik, Untung mengakui bahwa wajah korban masih bisa dikenali. Namun, untuk lebih memastikan, kepolisian juga mengambil sampel sidik jari korban untuk disamakan dengan sidik jari yang ada di dokumen-dokumen milik keluarga Thoriq.
Namun, adanya penyerahan diri ini bisa dipastikan bahwa korban luka berat dalam kasus ledakan di Beji bukanlah Thoriq. Adapun Thoriq merupakan salah seorang buron dalam kasus meletusnya sebuah bom rakitan setengah di Jalan Teratai VII, RT 02/RW 04, Kelurahan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, pada Rabu (5/9/2012) pukul 14.30 WIB.
Awalnya, warga menyangka ada kebakaran. Warga sekitar lalu mendatangi rumah tersebut dan mendapati benda yang diduga milik Muhammad Thoriq (32). Saat warga mendekat, Thoriq justru kabur dalam kondisi masih mengenakan sarung ke arah Jembatan Lima.
Tim Gegana langsung mengamankan benda berbahaya itu untuk diteliti lebih lanjut. Di lokasi, aparat kepolisian juga menemukan lembaran pembuatan racun, detonator, bahan-bahan kimia yang diduga black powder, belerang, sejumlah paku, dan lima pipa paralon yang berisi paku di kamar Thoriq.
Belum diketahui pasti tujuan Thoriq memiliki bahan-bahan peledak ini. Ia merupakan salah seorang warga yang masuk dalam pantauan kepolisian.
Menurut Kepala Polres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Suntana, Thoriq diduga terlibat dalam kelompok radikal yang dipantau kepolisian. (bilal/arrahmah.com)