JAKARTA (Arrahmah.com) – 2 Pendemo pro Palestina di depan Kedubes AS masih diperiksa polisi. Keduanya, yakni Beni Yasir dan Supriyanto diamankan karena dituding kedapatan membawa bom molotov dan mata tombak.
“Masih diperiksa,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto saat dikonfirmasi, Sabtu (24/11).
Keduanya ditangkap polisi pada Jumat (23/11) di depan Kedubes AS. Keduanya berunjuk rasa bersama sebuah ormas Islam. Keduanya menjalani pemeriksaan sejak sore kemarin.
Sebelumnya menurut Rikwanto, polisi mengamankan keduanya karena ditemukan benda mencurigakan. “Diamankan Beni Yasir, profesi pedagang, alamat Cileungsi. Bukti yang diamankan bom molotov,” tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto dalam pesan singkatnya Jumat (23/11).
Adapun satu lagi orang yang diamankan diketahui bernama Supriyanto asal Banyumas. Dia ditangkap karena kedapatan membawa benda tajam.
“Bukti yang diamankaan 3 buah anak tombak,” jelas Rikwanto.
Paranoid
Sementara itu, usai aksi tersebut, jurnalis dari Suara Islam Online kebetulan berada di kerumunan peserta aksi yang juga terdapat kawan dari 2 orang yang di tangkap polisi. Adalah Ustad Syam yang kawannya ditangkap itu menjelaskan bahwa cairan yang di curigai adalah air biasa untuk pengobatan.
“air itu bukan air keras atau bahan molotov tapi itu adalah air untuk meruqyah, dan kayunya juga bukan untuk melontar tapi memang alat bantu untuk meruqyah, ini barangnya ada di saya” sambil memperlihatkan ke salah satu polisi yang ada di situ. Polisi terlalu terburu-buru menangkap kawan saya itu” Jelas Ustad Syam.
Ustadz al Khaththath yang kebetulan ada di kerumunan itupun menegur polisi, “anda jangan paranoidlah, orang kita ini aksi damai ko, masa botol air dianggap bom molotov. Kalo memang ada keributan, anda boleh amankan dua orang itu, tapikan dari awal memang tidak ada yang menimbulkan keributan, tolong dibebaskan saja 2 orang itu pak” ujarnya kepada seorang intel kepolisian.
Selama berlangsungnya aksi, alhamdulillah berjalan dengan aman dan tertib namun menurut Munarman di akhir acara mengatakan keadaan ini membuat media kecele, “Hari ini ada yang kecele saudara-saudara. Yaitu media. Mereka ingin aksi kita rusuh. Ingin opini umat Islam itu jelek, tapi rupanya tidak terjadi apa-apa,” kata Munarman dari atas mobil komando.
(bilal/arrahmah.com)