PADANG (Arrahmah.com) – Ketua MUI Sumatera Barat Buya Gusrizal Gazahar menyatakan dengan tegas bahwa “Islam” bukan istilah ilmiah yang disepakati oleh pakar suatu disiplin ilmu untuk agama tauhid, tapi nama yang diberikan oleh Allah SWT yang menurunkan agama tersebut.
“Para ulama membahasnya dengan penuh keyakinan akan kesempurnaannya, sedangkan saudara-saudara mengkajinya dengan kecurigaan terhadapnya,” kata Buya Gusrizal, Rabu (22/8/2018), melalui akun Facebooknya.
“Saya hanya mengimbau para pemikir, kadang-kadang cobalah berdiri pada posisi seseorang yang meyakini bahwa ‘Kalaam Allah SWT’ itu bukanlah produk budaya, betapapun kagumnya saudara dengan budaya yang ada!,” tegasnya.
Menurutnya, menyandingkan dua kata yaitu “Islam” dan “Nusantara” tidaklah sebatas menunjukkan realita pengaman Islam di wilayah Nusantara, tapi membuat suram masa depan dakwah karena penegakan dua ukuran kebenaran dalam berkeislaman.
Di Ranah Minang, lanjutnya, pergulatan pemikiran dalam misi dakwah itu telah diselesaikan dengan mulus oleh para pendahulu lebih kurang 200 tahun yang lalu walaupun di awali dengan kejolak yang menimbulkan luka.
“Itulah yang terlihat dengan terang dalam ungkapan Syara’ Mangato Adat Mamakai,” tandasnya.
Ia menegaskan, selagi Kitabullah dan Sunnah Rasul SAW dibaca di Ranah Minang ini, tak akan ulama surut ke belakang.
“Islam tak membutuhkan tambahan apapun karena menambahnya berarti menunjukkan dia kurang,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.com)