JAKARTA (Arrahmah.com) – Mantan Menko Perekonomian Rizal Rami mengaku heran dengan perseteruan anak buah Jokowi di pemerintahan terkait impor beras. Dia pun mempertanyakan keberadaan presiden Jokowi terkait hal ini.
“Kok ada Mentri yg saenaknya kaya gini ? Mas @jokowi, where are you ??” kata Rizal melalui akun twitternya.
Silang pendapat Perum Bulog dan Kementerian Perdagangan kian meruncing. Saat ini Bulog mengaku gudang penyimpanan beras telah penuh dan terpaksa menyewa gudang milik TNI AU.
Hal ini disebabkan tingginya pasokan beras dalam negeri karena beras impor terus masuk ke Gudang Bulog sedangkan penyerapan beras di pasar sangat minim. Namun demikian, Kemendag yang memberi izin impor beras menyebut tidak mau mengurus soal gudang penyimpanan beras ini.
“(Solusinya pak?) Gak tau saya bukan urusan kita. Urusan Bulog,” kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (18/9/2018), lansir Merdeka.com
Menanggapi ini, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, atau keras disapa Buwas mengaku bingung karena tidak ada lagi tempat penyimpanan. Padahal, impor beras adalah tugas dari pemerintah. Dia heran pada Kemendag yang seolah lepas tangan.
“Saya bingung ini berpikir negara atau bukan. Coba kita berkoordinasi itu samakan pendapat, jadi kalau keluhkan fakta gudang saya bahkan menyewa gudang itu kan cost tambahan. Kalau ada yang jawab soal Bulog sewa gudang bukan urusan kita, mata mu! Itu kita kan sama-sama negara,” tegasnya.
Budi Waseso berharap, Kemendag sebagai bagian dari pemerintah bisa berkoordinasi dan bekerja sama untuk mencari jalan keluar dan menyamakan pendapat.
“Kita kan aparatur negara jangan saling tuding-tudingan, jangan saling lempar-lemparan itu pemikiran yang tidak bersinergi,” jelasnya.
Dirut Bulog juga kerap mengatakan tidak perlu mengimpor beras. Mantan pucuk pimpinan Badan Narkotika Nasional (BNN) ini memastikan tidak akan ada impor beras hingga akhir 2018. Menurutnya, stok beras di Bulog masih lebih dari cukup untuk konsumsi dalam negeri.
(ameera/arrahmah.com)