Rencana serangan militer Amerika Serikat terhadap Iran semakin menguat. Seorang wartawan investigatif AS pemenang Hadiah Pulitzer, Seymour Hersh, Ahad (25/2), mengatakan militer sedang mematangkan rencana menyerang Iran.
Dalam wawancara dengan televisi CNN, Hersh mengatakan, Presiden AS George W Bush bisa memerintahkan serangan dalam waktu 24 jam. “Ia bisa, jika ia mau, memerintahkan serangan AS terhadap Iran dalam waktu 24 jam,” ujarnya.
Hersh, seorang wartawan yang diyakini memiliki akses pada sumber-sumber politik tingkat tinggi, mengatakan Bush tidak akan berhenti sebelum bertindak pada Teheran.
“Saya memiliki kesan bahwa Bush tidak akan pensiun tanpa melakukan sesuatu mengenai Iran,” jelasnya.
Dalam sebuah artikel di majalah New Yorker, Hersh pernah menyatakan, militer AS tidak saja bersiap-siap menyerang fasilitas nuklir Iran, namun juga instalasi-instalasi yang mendukung pejuang di negara tetangganya, Iraq.
Dalam wawancara dengan CNN itu, Hersh menyatakan, militer Amerika sedang mematangkan sasaran-sasaran dalam operasi tersebut.
Sebelumnya, laporan media Inggris, BBC, juga menyebutkan militer AS sudah memiliki beberapa opsi strategi jika pemerintah mengeluarkan perintah serangan atas Iran.
BBC juga menyebutkan fasilitas nuklir yang akan menjadi sasaran utama AS. Isu penggunaan kekuatan militer itu semakin kuat sejak Iran menyatakan menolak menghentikan pengayaan uraniumnya seperti yang diperintahkan resolusi Dewan Keamanan PBB, Desember lalu.
Namun, Menteri Pertahanan AS Robert Gates maupun Pentagon telah membantah rencana-rencana untuk menyerang Iran. Banyak pejabat di jajaran kepemimpinan militer AS skeptis mengenai serangan terhadap Iran. Beberapa dari mereka menganggap serangan semacam itu tidak bijaksana karena bisa menyulut serangan-serangan bunuh diri terhadap armada Amerika di kawasan Teluk.
Roket Iran
Semenara itu, ujicoba Iran yang sukses meluncurkan roket ruang angkasa baru-baru ini disambut reaksi bermacam-macam media massa Barat. Pers Barat menyebarkan propaganda miring tentang ujicoba meluncuran roket penelitian yang disebut Sounding Rocket beberapa saat lalu.
Kantor Berita CNN dalam refleksinya terhadap peluncuran roket penelitian Iran, menyatakan, ujicoba Iran ini berlangsung ketika isu nuklir negara itu meningkat, sementara wakil Menteri Luar Negeri Iran menegaskan bahwa program nuklir Iran akan tetap berlangsung meskipun AS menyerang negara ini.
Ketua Lembaga Keamanan Dunia, John Pike di Washington dalam wawancaranya dengan CNN mengakui bahwa Iran mampu meningkatkan kemampuannya di bidang rudal balistik.
Euro News dalam laporannya menyebutkan, Iran menyatakan berhasil dalam uji coba roket luar angkasa yang mampu membawa perlengkapan riset. Roket ini dibuat sendiri oleh Iran.
BBC di Teheran melaporkan, Iran menggunakan teknologi rudal balistik Shahab 3 dalam roketnya. Ditambahkannya pula, para analis militer berkeyakinan jika Iran mampu meluncurkan roket luar angkasa, berarti negara ini sudah maju dalam pembuatan rudal dan mampu mengatasi problem hambatan ruang angkasa seperti problem suhu dan panas. [ap/ant/afp/sp/irib]