WASHINGTON (Arrahmah.com) – Mantan presiden Amerika Serikat George W. Bush membela keputusannya untuk memperbolehkan metode waterboarding untuk menyiksa para terdakwa terorisme, dan mengklaim metode itu cukup ampuh untuk mencegah serangan mematikan di Inggris, AFP melansir pada Selasa (9/11/2010).
Sambil mempromosikan biografi dalam harian Times, Bush mengklaim banyak informasi diperoleh dari teknik penyiksaan semacam itu dan terbukti mencegah rencana serangan di bandara Heathrow dan Canary Wharf di London.
“Tiga orang yang telah mengalami waterboarding dan saya yakin keputusan itu menyelamatkan kehidupan,” ujar Bush dikutip Times.
“Introgasi mereka membantu membongkar rencana serangan yang menargetkan fasilitas diplomatis di luar negeri, bandara Heathrow dan Canary Wharf di London, serta sejumlah target lainnya di Indonesia,” tulis Bush dalam bukunya berjudul “Decision Points”.
Mantan panglima AS membenarkan penyiksaan itu. Ia mengaku pernah diberi wewenang untuk menggunakan metode kontroversial itu terhadap Khalid Sheikh Mohammad.
Inggris menilai waterboarding merupakan tindakan kekerasan dan bulan lalu, kepala Agen Intelejen Rahasia Inggris, John Sawers, menyatakan penggunaan kekerasan semacam itu merupakan tindakan ilegal dan jadi sumber kebencian.
Inggris merupakan sekutu dekat AS saat Bush memutuskan untuk menginvasi Irak tahun 2003, sebuah jalinan persekutuan yang banyak membuat marah rakyat AS sendiri.
“Tidak peduli bagaimana orang-orang memandang saya di Inggris,” lanjutnya. “Sama sekali bukan masalah buat saya.”
Bush mengungkapkan bahwa mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair telah sadar diri bahwa ia harus mengorbankan pekerjaan dan pemerintahannya demi mendampingi Amerika dalam invasi ke Irak.
“Daripada kehilangan pemerintah, saya lebih suka dengan Tony beserta kebijakan dan pemikiran strategisnya sebagai perdana menteri dari sekutu yang kuat dan penting,” Bush beralasan. (althaf/arrahmah.com)