JAKARTA (Arrahmah.com) – Maraknya kasus pelecehan seksual yang menimpa kaum perempuan di atas bus Transjakarta sangat disesalkan berbagai kalangan. Agar kasus serupa tidak kembali terulang, banyak kaum perempuan yang mengusulkan untuk disediakan bus Transjakarta khusus penumpang perempuan layaknya gerbong khusus yang terdapat pada KRL Jabodetabek.
Sayangnya, usulan ini tampak masih jauh dari realisasi, sebab saat ini Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta sendiri mengaku masih kekurangan jumlah armada.
Nita (26), karyawati swasta yang berkantor di kawasan Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat berharap, pengelola bus Transjakarta sebaiknya menyediakan bus khusus penumpang perempuan. Hal itu diperlukan untuk menghindari terjadinya pelecehan seksual yang dialami perempuan di atas bus Transjakarta.
“Kalau bisa disediakan juga bus yang khusus mengangkut penumpang perempuan,” ujar Nita, Kamis (10/2/2011).
Hal sama dikemukan Silvi (32), karyawati swasta yang berkantor di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Saat ini, diungkapkan, bus Transjakarta khusus perempuan sangat mendesak dibutuhkan untuk melindungi kaum perempuan dari hal-hal negatif seperti kasus pelecehan seksual maupun tindak kejahatan lainnya.
“Jika hal ini bisa diakomodir tentu sangat menambah kenyamanan penumpang bus Transjakarta, khususnya bagi kaum perempuan dan anak-anak,” kata Silvi.
Menanggapi hal itu, Manajer Kendali BLU Transjakarta, Gunardjo menyatakan, pihaknya belum dapat merealisasikan keinginan para pengguna bus Transjakarta yang menginginkan adanya bus khusus bagi penumpang perempuan.
“Pemisahan bagi penumpang perempuan dan laki-laki masih sulit dilakukan. Pasalnya armada yang kami miliki jumlahnya masih terbatas,” kata Gunardjo.
Yang dapat dilakukan pihaknya saat ini, diungkapkan Gunardjo, yakni mengimbau agar para penumpang mengisi ruang yang masih kosong di dalam bus dan tidak bergerombol di pintu masuk bus Transjakarta. Bagi penumpang perempuan, juga diminta meningkatkan kewaspadaannya dan tidak bergantung kepada pengawasan orang lain.
“Kami juga sudah tempatkan petugas wanita. Begitu ada kejanggalan segera laporkan ke petugas,” ucapnya.
Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) untuk Jakarta, Tri Tjahyono mengatakan, yang saat ini perlu dilakukan BLU Transjakarta yakni melakukan penambahan armada dan memperbanyak jumlah petugas. Dirinya juga mengimbau bagi para penumpang perempuan untuk berada di dekat pramudi. Sedangkan bagi penumpang laki-laki hendaknya berada di bagian belakang bus. “Jadi ada pemisahannya. Itu yang bisa dilakukan saat ini,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, mengungkapkan, pengadaan bus Transjakarta khusus perempuan saat ini dinilainya belum mendesak.
“Penerapannya sulit dilakukan. Yang paling penting saat ini kami mengupayakan menjaga headway terlebih dahulu,” ungkapnya. (bjkt/hid/arrahmah.com)