KABUL (Arrahmah.id) — Taliban melakukan penyisiran keamanan besar-besaran di Kabul dan kota-kota Afghanistan lainnya, menurut juru bicara mereka pada Ahad (27/2/2022).
Pasukan Taliban masuk dari rumah ke rumah untuk mencari senjata dan penjahat yang dipersalahkan atas serentetan perampokan dan penculikan baru-baru ini.
Operasi, yang dimulai pada Jumat (25/2), membuat khawatir banyak orang yang takut menjadi sasaran, karena hubungan mereka dengan rezim yang didukung Barat sebelumnya atau pasukan asing pimpinan AS yang akhirnya mundur pada 31 Agustus.
Beberapa warga yang marah mengunggah video di media sosial yang menunjukkan rumah-rumah yang mereka katakan telah dihancurkan selama penyisiran Taliban.
Tetapi beberapa orang mengatakan kepada AFP bahwa kehadiran mereka sopan dan sepintas.
“Saat itu hanya keponakan saya di rumah ketika mereka datang dan mereka membuat kekacauan besar,” kata seorang warga, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.
Kepada AFP, dia menunjukkan serangkaian gambar yang mengungkapkan gangguan yang cukup besar.
Taliban menyebut penyisiran itu sebagai “operasi pembersihan”.
“Kami mencoba mengambil tindakan terhadap para penculik, pencuri dan penjarah yang memiliki senjata di tangan mereka dan mengancam kehidupan orang-orang,” kata juru bicara Zabihullah Mujahid pada konferensi pers seperti dilansir Al Jazeera (27/2/).
Dia mengatakan pihak berwenang menemukan dua korban penculikan selama operasi, dan juga membebaskan dua gadis remaja yang mereka temukan dirantai di ruang bawah tanah.
Mujahid mengatakan senjata ringan dan berat, bahan peledak, peralatan radio dan drone telah disita, serta kendaraan milik militer atau pemerintah.
Enam orang yang dicurigai sebagai anggota kelompok militan Islamic Staten (ISIS) telah ditangkap, katanya, bersama dengan sembilan penculik dan 53 “pencuri profesional”.
“Kami ingin meyakinkan penduduk Kabul bahwa operasi ini tidak melawan rakyat biasa,” kata Mujahid.
“Penduduk kota harus yakin pencarian berlangsung dengan hati-hati.”
Taliban juga meningkatkan patroli jalan di ibu kota dan membuat penghalang jalan sementara di persimpangan utama, di mana mereka mencari kendaraan secara acak atau memeriksa identitas orang-orang di dalamnya.
“Lusinan polisi wanita yang baru dilatih terlibat dalam penyisiran jika tidak ada laki-laki di rumah yang digeledah,” kata Mujahid. (hanoum/arrahmah.id)