JAKARTA (Arrahmah.com) – Terkait bursa calon Kapolri, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengingatkan Komjen Tito Karnavian agar tidak ikut dalam bursa tersebut. PasalnyaTito yang kini memimpin Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) masih punya masa dinas panjang.
Neta mengatakan, masih banyak senior yang jauh di atas Tito. Karenanya, ujar Neta, mantan Kapolda Metro Jaya itu perlu lebih dulu mendukung perwira yang lebih senior untuk menjadi Kapolri. “Tito terlalu yunior dan masih banyak senior di atasnya,” kata Neta, Senin (6/6/2016), dikutip dari JPNN.
Lebih lanjut Neta mengatakan, jika ada pihak yang mendorong bekas Kadensus itu menjadi Kapolri, sebenarnya hal itu kurang baik bagi organisasi kepolisian. Sebab, Tito yang lulusan Akpol angkatan 1987 itu akan memimpin banyak seniornya di Polri.
Selain itu, Tito masih punya masa yang lebih panjang untuk berkarier. “Kalaupun Tito akan menjadi Kapolri, mungkin bisa saja di masa mendatang, mengingat masa pensiunnya masih lama, yakni 2022,” katanya.
Neta pun mengharapkan Presiden Joko Widodo untuk memilih calon Kapolri dari kader terbaik Polri yang punya integritas, dedikasi, pengalaman, prestasi, kepemimpinan, serta jaringan yang luas dan bisa diterima masyarakat. Patokannya adalah pasal 11 ayat 6 UU nomor 2 tahun 2002 tentang Polri yang mensyaratkan calon Kapolri adalah perwira tinggi Polri yang masih aktif dengan memperhatikan jenjang kepangkatan dan karir.
Neta pun meminta Jokowi -sapaan Joko Widodo- tidak mendengarkan suara-suara dari pihak yang tidak jelas. “Yang tidak paham terhadap visi dan misi Polri ke depan,” katanya
(azm/arrahmah.com)