KANADA (Arrahmah.com) – Seorang buronan intelijen Amerika Serikat, Edward Snowden, telah membuat akun di situs jejaring sosial Twitter.
Tweet perdananya berbunyi: “Bisakah kau mendengarku sekarang?”
Dalam profilnya, Snowden mengatakan ia pernah bekerja untuk pemerintah. “Sekarang saya bekerja untuk masyarakat”. Dalam waktu singkat, ia sudah mengumpulkan ribuan followers.
Sejauh ini, Snowden, yang dicari intelijen AS karena membocorkan rahasia, hanya mengikuti satu pengguna Twitter lainnya – Badan Keamanan Nasional AS (NSA).
Dia diyakini tinggal di Moskow tempat dia berlindung dari kejaran AS.
Dalam tweet-nya yang kedua, dia membalas tweet milik astrofisikawan Amerika, Neil deGrasse Tyson, dengan sebuah lelucon: “Sekarang kita mendapatkan air di Mars! Apakah Anda pikir mereka memeriksa paspor di perbatasan?”
Dan dalam tweet-nya yang lain ia mengatakan: “Pahlawan, pengkhianat – aku hanya seorang warga negara yang memiliki suara.”
Akun Snowden diverifikasi oleh Twitter dan setelah sembilan jam bergabung, Snowden telah mengumpulkan lebih dari 710.000 followers.
Dalam sebuah berita yang dilansir BBC, Snowden meninggalkan Amerika pada 2013 setelah membocorkan informasi melaui media internet. Informasi yang dia bocorkan menjadi berita utama secara global ketika surat kabar Guardian melaporkan bahwa NSA mengumpulkan rekaman telepon dari puluhan juta orang Amerika.
Snowden diyakini telah mengunduh 1,7 juta dokumen rahasia sebelum ia meninggalkan AS.
Meskipun beberapa orang menganggapnya pengkhianat, banyak orang lain di seluruh dunia menganggapnya sebagai pembela hak rakyat sipil.
Di AS, ia menghadapi tuntutan penjara selama 30 tahun.
Awal tahun ini, melalui link-video ke khalayak Jenewa, ia mengatakan ia ingin mendapatkan suaka di Swiss.
Sebelumnya Snowden bekerja di Jenewa untuk CIA.
Mengenai kemungkinan kembali ke AS, ia mengatakan kepada masyarakat bahwa pihak berwenang di sana tidak memberikan jaminan untuk dirinya melalui pengadilan yang adil.
“Satu-satunya hal yang mereka katakan pada saat ini adalah bahwa mereka tidak akan mengeksekusi saya,” kata Snowden.
Namun, Snowden merasa itu masih belum cukup. Dia menginginkan sebuah pengadilan yang adil dan terbuka. (fath/arrahmah.com)