OUAGADOUGOU (Arrahmah.id) – Penyerang tak dikenal telah menewaskan 40 orang dan melukai 33 lainnya dalam serangan terhadap tentara dan pasukan pertahanan sukarelawan di Burkina Faso utara, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.
Sebuah detasemen enam tentara dan 34 sukarelawan sipil “menjadi sasaran serangan oleh orang-orang bersenjata tak dikenal pada Sabtu (15/4/2023) sekitar pukul 4 sore di dekat desa Aorema,” kata gubernur Ouahigouya dalam sebuah pernyataan pada Ahad (16/4).
Wilayah tersebut tidak jauh dari perbatasan dengan Mali, wilayah yang dikuasai oleh para pejuang yang terkait dengan al-Qaeda dan ISIL (ISIS) yang telah melakukan serangan berulang kali selama bertahun-tahun.
Korban tewas sementara adalah 34 orang pembantu dari Relawan untuk Pertahanan Tanah Air (VDP) dan enam tentara, kata pernyataan itu, menambahkan bahwa 33 orang lagi terluka dan dalam “kondisi stabil” di rumah sakit universitas ibukota daerah Ouahigouya.
Sumber keamanan mengonfirmasi jumlah korban tewas ke kantor berita AFP dan mengatakan “sejumlah teroris telah dilumpuhkan”, yang berarti terbunuh, selama “balasan” diluncurkan setelah serangan itu.
Sumber keamanan lain mengatakan detasemen yang diserang dikerahkan untuk menjaga keamanan di lapangan terbang Ouahigouya.
Pemerintah militer Burkina Faso telah mengumumkan pada Kamis (13/4) sebuah “mobilisasi umum” untuk memberikan negara semua sarana yang diperlukan untuk memerangi serangkaian serangan berdarah yang dituding dilakukan oleh para pejuang yang berafiliasi dengan al-Qaeda dan kelompok ISIL.
Pekan lalu, 44 warga sipil dilaporkan tewas oleh “kelompok teroris bersenjata” di dua desa di timur laut, dekat perbatasan Niger.
Insiden ini adalah salah satu serangan paling mematikan terhadap warga sipil sejak Kapten Ibrahim Traore berkuasa September lalu, setelah 51 tentara tewas pada Februari di Deou, jauh di utara.
Pemerintah telah mengumumkan rencana September 2022 untuk merekrut 5.000 tentara lagi untuk pertempuran yang telah mencengkeram salah satu negara termiskin di dunia itu sejak 2015.
Kekerasan telah menewaskan lebih dari 10.000 orang, menurut kelompok bantuan non-pemerintah, dan membuat dua juta orang mengungsi dari rumah mereka. (zarahamala/arrahmah.id)