KASHMIR (Arrahmah.id) — Pasukan India dan Pakistan saling tembak di sepanjang Garis Kontrol (LOC) yang memisahkan kedua negara saat PBB menyerukan “penahanan diri secara maksimal”.
Baku tembak terjadi di tengah peringatan akan eskalasi militer yang lebih luas menyusul serangan mematikan terbaru di kota Pahalgam, Kashmir.
Kashmir telah terbagi antara India dan Pakistan sejak kemerdekaan mereka pada tahun 1947, dengan keduanya mengklaim wilayah tersebut secara penuh tetapi memerintah bagian-bagiannya secara terpisah.
Situasi ini menyebabkan ketegangan yang berkepanjangan yang telah berubah menjadi kekerasan selama bertahun-tahun.
Sumber militer India mengatakan kepada Al Jazeera (25/4/2025) bahwa pihak Pakistan memulai penembakan.
Seorang pejabat pemerintah di Kashmir yang dikelola Pakistan juga mengonfirmasi kepada kantor berita AFP pada hari Jumat bahwa pasukan saling tembak-menembak, tetapi tidak mengatakan siapa yang memulai baku tembak.
“Tidak ada penembakan terhadap penduduk sipil,” ujar Syed Ashfaq Gilani, pejabat Pakistan, kepada AFP.
Tidak jelas di wilayah mana di sepanjang LOC baku tembak itu terjadi, tetapi Umar Mehraj dari Al Jazeera, melaporkan dari Kashmir yang dikelola India, mengatakan dua orang juga terluka dalam baku tembak terpisah di Bandipora.
Pada hari Selasa, tersangka pemberontak menewaskan 26 orang di satu resor di Pahalgam, dalam serangan paling mematikan dalam seperempat abad di Kashmir yang dikelola India.
Pernyataan yang dikeluarkan atas nama Front Perlawanan (TRF), yang diyakini sebagai cabang dari kelompok bersenjata Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Polisi India telah menawarkan hadiah dua juta rupee (USD23.500) untuk informasi yang mengarah pada penangkapan tiga tersangka yang termasuk dalam kelompok itu, “organisasi teroris” yang ditetapkan PBB.
Insiden mematikan tersebut telah memicu pertikaian diplomatik yang signifikan antara New Delhi dan Islamabad, dengan penarikan diri India dari Perjanjian Perairan Indus, dan Pakistan menghentikan proyek irigasi kanal dan menutup wilayah udaranya untuk maskapai penerbangan India sebagai balasan atas tuduhan mereka terlibat dalam serangan tersebut.
Pengumuman balasan tersebut membawa hubungan antara kedua negara tetangga bersenjata nuklir tersebut, yang telah berperang tiga kali, ke level terendah dalam beberapa tahun. (hanoum/arrahmah.id)