IDLIB (Arrahmah.id) — Buntut pertikaian internal sejumlah kelompok peralawanan Suriah beberapa waktu lalu, sebuah kelompok baru muncul di timur Laut Suriah. Kelompok yang saat ini bernama Faylaq Thaanee dibentuk atas prakarsa kelompok Divisi Sultan Suleiman Shah dan Divisi Hamzah.
Dilansir OGN News (13/11/2022), Faylaq Thaanee diputuskan dipimpin oleh Fahim Esa, tokoh terkenal di wilayah Suriah, dengan dukungan pemimpin Divisi Sultan Suleiman Shah (Abu ‘Amsha) dan pemimpin Divisi Hamzah (Saif Abu Bakar).
Merger kelompok Divisi Sultan Suleiman Shah dan Divisi Hamzah terjadi pasca peperangan kedua kelompok ini dibantu kelompok Ha’iah Tahrir Syam (HTS) melawan Legiun Ketiga SNA. Dalam peperangan sesama faksi perlawanan Suriah itu dilaporkan lebih dari 200 orang tewas.
Pertikaian sendiri dimulai awal ketika para pejuang dari Legiun Ketiga memeriksa rekaman kamera pengintai yang menunjukkan bahwa Muhammad Abdul Latif, seorang aktivis terkemuka yang dikenal sebagai Abo Ghanoum, telah ditembak mati oleh regu pembunuh yang terkait dengan Divisi Hamzah.
Salah satu tersangka kemudian terluka saat pasukan Legiun Ketiga menahannya, dan Divisi Hamzah menyerahkan pemimpin regu pembunuh kepada polisi militer setempat.
Pembunuhan Abo Ghanoum telah membuat marah orang-orang al-Bab, kota di mana dia tinggal dan meninggal. Warga kemudian menuntut pembubaran Divisi Hamzah.
Sebagai balasan, Jabhah Shamiyyah menyerang markas Divisi Hamzah di Al Bab.
“Kota Al Bab adalah benteng utama bagi Jabhah Shamiyyah dan Jaysh al Islam. Jadi ada dukungan besar untuk serangan terhadap Divisi Hamzah dari warga,” kata seorang aktivis kepada Middle East Eye.
Jabhah Shamiyyah tidak dapat menarik dukungan dari kelompok perlawanan Suriah lainnya karena aliansinya dengan Jaysh al-Islam, faksi yang kurang disukai oleh lainnya.
Jabhah Shamiyyah adalah sekelompok faksi yang terkait erat dengan sisa-sisa Front Islam, yang pada tahun 2015 adalah aliansi kelompok-kelompok seperti Jaysh al-Islam, Ahrar al Sham dan Nour al-Din al- Zenki.
Sedangkan Divisi Hamzah, mendapat dukungan spesial dari intelijen dan militer Turki. Bahkan kerap disebuat anak manja Turki, ungkap seorang aktivis ke Middle East Eye.
Titik baliknya adalah ketika masuknya Divisi Sultan Suleiman Shah dalam pertikaian, faksi lain yang sempat memiliki masalah dengan Jabhah Shamiyyah terkait penyelidikan pelecehan seksual dan pencurian yang dilakukan oleh anggota Sultan Suleiman Shah.
Akibat kekisruhan itu, HTS kemudian menyerang dan mengambil alih kota. (hanoum/arrahmah.id)