TEL AVIV (Arrahmah.id) — Militer Israel memecat dua perwira dan memberikan surat teguran kepada komandan senior imbas serangan rudal yang menewaskan 7 relawan asing di Gaza, Palestina, Senin (1/4/2024) lalu.
Sanksi ini diberikan usai hasil penyelidikan menemukan ada kesalahan serius dan pelanggaran prosedur dalam serangan itu.
Hasil penyelidikan menyimpulkan pasukan Israel secara keliru percaya bahwa mereka menyerang kelompok perlawana Palestina Hamas saat drone diluncurkan ke tiga mobil iring-iringan relawan World Central Kitchen (WCK).
“Serangan terhadap kendaraan bantuan adalah kesalahan besar yang berasal dari kegagalan serius karena kesalahan identifikasi, kesalahan dalam pengambilan keputusan, dan serangan yang bertentangan dengan Prosedur Operasi Standar,” kata militer dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters (5/4).
Tujuh relawan yang terbunuh berasal Inggris, Australia, Polandia, berkewarganegaraan ganda AS-Kanada dan seorang warga Palestina. Pembunuhan tersebut menuai kemarahan dunia internasional.
Kamis (4/4) lalu, dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengancam perubahan kebijakan AS terhadap Israel, kecuali Tel Aviv mengurangi kerugian warga sipil Gaza.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengatakan Washington dengan cermat meninjau penyelidikan Israel dan akan memperhatikan dengan cermat langkah-langkah yang diambil Israel.
“Sangat penting bagi Israel untuk mengambil tanggung jawab penuh atas insiden ini,” kata Blinken kepada wartawan di Brussels.
Setelah penyelidikan tersebut dipublikasikan, WCK meminta komisi independen untuk menyelidiki insiden tersebut.
“Tanpa perubahan sistemik, akan ada lebih banyak kegagalan militer, lebih banyak permintaan maaf, serta lebih banyak keluarga yang berduka,” kata sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh WCK.
Sebelumnya, pendiri WCK chef Jose Andres menyebut Israel sengaja menyasar para relawannya. Serangannya sistematis, ke mobil demi mobil.
Koki selebriti itu mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi secara jelas dengan militer Israel sebelum mengirim bantuan. Jadi, Israel tahu pergerakan dan kegiatan para relawan asing itu di Gaza.
“Ini bukan sekedar situasi sial di mana ‘ups, kami menjatuhkan bom di tempat yang salah,” kata Andres kepada Reuters (3/4).
“Bahkan jika kami tidak berkoordinasi (dengan militer Israel), tidak ada negara demokratis dan militer yang dapat menargetkan warga sipil dan kelompok kemanusiaan,” imbuhnya.
Netanyahu mengakui pasukannya telah membombardir rombongan WCK yang sedang menyalurkan bantuan di Jalur Gaza, Palestina, pada Senin (1/4).
Ia mengklaim pasukannya melancarkan serangan udara secara tidak sengaja terhadap rombongan tersebut.
“Sayangnya, pada hari terakhir ada kasus tragis di mana pasukan kami secara tidak sengaja melancarkan serangan yang menyasar orang-orang yang tidak bersalah di Jalur Gaza,” ucap Netanyahu.
“Hal seperti ini terjadi dalam perang, kami akan menyelidikinya sampai akhir. Kami telah melakukan kontak dengan pemerintah-pemerintah negara terkait dan kami akan melakukan segalanya agar hal seperti ini tidak terjadi lagi,” paparnya menambahkan seperti dikutip AFP. (hanoum/arrahmah.id)