ABU DHABI (Arrahmah.id) – Uni Emirat Arab (UEA) dilaporkan telah memutuskan koordinasi diplomatik dengan ‘Israel’ sebagai tanggapan atas pembunuhan tujuh pekerja bantuan oleh pasukan pendudukan ‘Israel’ (IOF) di Gaza.
Outlet berita Israel i24News melaporkan bahwa para pejabat Emirat mengonfirmasi berita tersebut, dan para pejabat menggambarkan hubungan antara Tel Aviv dan Abu Dhabi sebagai “hari paling gelap” dalam hubungan antara kedua negara.
Banyak komunitas internasional yang menyatakan kemarahannya menyusul pembunuhan tujuh pekerja bantuan tersebut, dan Spanyol menyebut pembenaran ‘Israel’ atas pembunuhan tersebut tidak cukup dan tidak dapat diterima.
Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa pembunuhan terhadap para pekerja tersebut “tidak disengaja.
Namun banyak pihak yang menyatakan bahwa ‘Israel’ tidak mengambil langkah apa pun untuk melindungi warga sipil dan personel kemanusiaan sejak melancarkan perang brutal di Gaza.
Saat ini, jumlah korban tewas akibat kampanye ‘Israel’ yang tanpa henti dan tanpa ampun telah mencapai lebih dari 33.000 orang.
Meskipun terjadi keributan dan kecaman, masyarakat internasional telah gagal menekan ‘Israel’ untuk mengakhiri perang dahsyat yang telah berlangsung sejak 7 Oktober.
Sebagai tanggapan, ‘Israel’ nampaknya bertekad untuk melanjutkan perang di tengah bencana kemanusiaan yang ditandai dengan penyebaran penyakit dan kelaparan yang mengkhawatirkan yang menewaskan warga sipil di seluruh wilayah kantong yang terkepung.
UEA adalah bagian dari negara-negara yang menandatangani kesepakatan Abraham Accord yang ditengahi AS untuk menormalisasi hubungan dengan ‘Israel’ pada September 2020.
“[UEA] mendapat manfaat dari perjanjian tersebut, dengan 450.000 orang ‘Israel’ mengunjungi UEA antara Januari 2021 dan Januari 2023 dan perusahaan-perusahaan ‘Israel’ juga melakukan bisnis di negara Teluk tersebut,” lapor Al Jazeera tahun lalu. (zarahamala/arrahmah.id)