IDLIB (Arrahmah.id) — Jumlah tahanan telah meningkat menjadi 48 orang, termasuk wanita, pada hari Sabtu (15/7/2023), sebagai hasil dari operasi keamanan yang diluncurkan oleh kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir asy Syam (HTS) usai pembunuhan seorang komandan keamanan HTS.
Dilansir North Press Agency (16/7), seorang komandan HTS, Ibrahim Muhammad al Ali –juga dikenal sebagai Abu Suhaib Sarmada– tewas ditembak kelompok yang menamakan dirinya Brigade Perisai Revolusi pada Jumat (15/7).
Sebuah sumber mengatakan kepada North Press bahwa dari hasil operasi yang dilakukan HTS pada Sabtu (15/7) pagi, sejauh ini telah berhasil menangkap 48 orang, termasuk lima wanita, dengan tuduhan berpartisipasi kegiatan melawan HTS.
Sumber tersebut mengindikasikan bahwa operasi perburuan akan berlanjut hingga sel yang menargetkan pejabat tersebut ditemukan.
Pelaku sendiri, Brigade Perisai Revolusi telah mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan komandan HTS itu.
Kelompok baru itu mengunggah foto detik-detik ketika komandan HTS dikeluarkan dari kendaraannya dan ketika mayatnya sudah ditembak dan tergeletak di jalan.
Pada bulan Juni, sebuah video dirilis menunjukkan anggota kelompok itu menggunakan topeng mengumumkan pembentukan Brigade Perisai Revolusioner.
Kelompok tersebut menuntut agar HTS membebaskan para tahanan dan mengancam akan mengincar seluruh anggotanya jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. Mereka juga meminta agar HTS kembali ke jalur revolusi.
Dalam video lain yang dirilis pada akhir Juni, kelompok itu mengatakan telah menembaki pangkalan militer HTS di Harza dekat perbatasan Suriah-Turki.
Serangan terhadap HTS terjadi pasca penangkapan kepada sejumlah warga, aktivis, dan anggota kelompok perlawanan suriah yang memprotes kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan HTS untuk meredam perbedaan pendapat. (hanoum/arrahmah.id)