MINNESOTA (Arrahmah.com) – Para pengunjuk rasa menentang jam malam di berbagai kota di AS, membakar mobil, menghancurkan jendela dan bentrok dengan polisi.
Jam malam diberlakukan sebagai upaya untuk mengendalikan demonstrasi setelah kematian pria kulit hitam tak bersenjata George Floyd yang meninggal setelah seorang petugas polisi menekan lehernya dengan lutut selama lebih dari delapan menit.
Di Minnesota, tempat protes dimulai, barisan mobil polisi dan petugas dengan pakaian anti-huru hara masuk untuk menghadapi demonstran dengan gas air mata segera setelah jam malam dimulai pukul 8 malam pada Sabtu (30/5/2020), lansir SMH.
Garda Nasional Minnesota, yang memiliki lebih dari 4000 anggota di lapangan, mengatakan bahwa pasukan dalam jumlah lebih besar dikerahkan di Minneapolis dan St Paul.
Pada Ahad dini hari (31/5), waktu setempat, polisi Philadelphia mengatakan telah ada 52 penangkapan karena pelanggaran jam malam dan 43 penangkapan karena penjarahan dan pencurian. Tiga belas petugas terluka, termasuk tujuh dengan luka bakar di wajah, ujar pernyataan departemen kepolisian.
Polisi Atlanta mengatakan jumlah demonstran menurun secara signifikan ketika jam malam pada pukul 9 malam mendekat, tetapi kerusuhan berlanjut dengan “sejumlah besar pengunjuk rasa di kota”.
“Pengunjuk rasa terus menyebabkan kerusakan pada properti, termasuk merusak setidaknya satu kendaraan patroli dan memecahkan jendela [gedung Departemen Kepolisian Atlanta],” kata departemen kepolisian.
Kepala Polisi Seattle Carmen Best mengatakan para petugas masih berurusan dengan kerusuhan pada Ahad dini hari, setelah jam malam diberlakukan pada jam 5 sore.
“Saat ini, kami masih menangani sejumlah kelompok pelanggar yang terus menyerang petugas dan menjarah pusat kota, tanpa pandang bulu. Garda Nasional membantu mengendalikan situasi di pusat kota,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sejumlah orang telah terluka, termasuk petugas dan warga sipil, kata kepala polisi, setelah protes damai berubah menjadi kekerasan di sore hari termasuk dengan penggunaan molotov.
Pusat kota kuno pinggiran kota La Mesa dekat San Diego menderita kerusakan besar, dengan bank Chase dan Union yang bersebelahan terbakar, sementara jendela di gedung-gedung bisnis lainnya hancur.
Pihak berwenang San Francisco mengatakan ada peningkatan kekerasan, kejahatan, vandalisme dan serangan terhadap polisi pada hari Sabtu setelah jam malam dimulai pukul 8 malam.
Protes sebagian besar damai sehari sebelumnya, dengan pengunjuk rasa di seluruh negeri meneriakkan “angkat tangan, jangan tembak”.
Di Indianapolis, Indiana, pihak berwenang sedang menyelidiki “beberapa penembakan”, termasuk yang menewaskan satu orang pada hari Sabtu. Kepala Kepolisian Metropolitan Indianapolis Randal Taylor mengonfirmasi penembakan itu pada konferensi pers larut malam, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut. Polisi kemudian mengklaim di akun Twitter bahwa tidak ada petugas yang terlibat.
Di Philadelphia, setidaknya 13 petugas terluka ketika protes damai berubah menjadi kekerasan dan setidaknya empat kendaraan polisi dibakar.
Polisi di St. Louis sedang menyelidiki kematian seorang pengunjuk rasa yang memanjat dua trailer truk FedEx dan tewas ketika mobil bergerak. Dan satu orang terbunuh di area protes di pusat kota Detroit setelah seseorang menembakkan sebuah tembakan ke sebuah SUV, kata petugas. Polisi awalnya mengatakan seseorang menembak ke kerumunan dari sebuah SUV.
Sementara itu, wartawan melaporkan cedera oleh polisi yang menggunakan kekuatan berlebih termasuk langsung menyemprotkan peluru karet ke wartawan dan menembakkan gas air mata. (haninmazaya/arrahmah.com)