YOGYAKARTA (Arrahmah.id) – Permasalahan di SMAN 1 Banguntapan Bantul terkait seorang siswi yang merasa dipaksa untuk mengenakan jilbab oleh salah seorang guru, membuat seorang pria non-Muslim harus membaca surat pernyataan permintaan maaf di kantor polisi.
Pasalnya, pria yang diketahui bernama Ribut Sony Anto itu telah mengirimkan pesan ancaman dan tantangan duel melalui aplikasi WhatsApp kepada Panglima Front Jihad Islam, Ustadz Darohman, pada Senin (8/8/2022).
WhatsApp yang diterima oleh Ustadz Darohman hampir tengah malam itu kemudian berujung menentukan lokasi di Wilayah Pleret Bantul. Namun yang bersangkutan tidak kunjung hadir.
Kemudian pada Rabu (10/8) sekitar pukul 11.00 WIB, Ribut tiba-tiba menyerahkan diri ke Mapolsek Mantrijeron Kota Yogyakarta.
Penyerahan diri Ribut diterima dan oleh pihak Mapolsek Mantrijeron serta Babinkamtibmas setempat, pelaku akhirnya dipertemukan dengan Panglima Laskar FJI Ustadz Darohman, atau yang Akrab dipanggil Ndan Darohman.
Saat acara temu tersebut, Ndan Darohman mengatakan bahwa orang seperti Ribut inilah yang memperkeruh permasalahan di SMAN 1 Banguntapan Bantul.
“Permasalahan SMAN I Banguntapan Bantul sebenarnya masalah yang bisa diselesaikan di Lingkup sekolah dan Dikpora, akan tetapi hal ini bisa menjadikan Heboh Nasional jika diperkeruh orang-orang seperti Anda,” ucap Darohman.
“Sebab jika kami tidak bersabar dan melayani Anda, maka hal ini pasti akan di goreng menjadi isu SARA dan bisa mencederai Yogyakarta, semua pihak pasti tidak menghendaki hal semacam itu,” imbuhnya.
Pria beragama Kristen yang mengaku tidak paham berita yang sebenarnya ini kemudian meminta maaf di hadapan Petugas di Mapolsek Mantrijeron Yogyakarta.
“Saya atas nama pribadi mohon maaf kepada Pak Darohman dan segenap Anggota FJI serta Umat Islam di manapun berada, karena isi WhatsApp saya yang berupa tantangan duel terhadap Pak Darohman membuat kegaduhan. Untuk itu sekali lagi saya mohon maaf dan tidak akan mengulangi perbuatan saya lagi,” ujar Ribut.
Kedua belah pihak kemudian menandatangani kesepakatan damai. Panglima FJI dan Laskar Islam dari berbagai tempat yang datang ke Mapolsek Mantrijeron Yogyakarta pun akhirnya menginggalkan tempat. (rafa/arrahmah.id)