JAKARTA (Arrahmah.com) – Satu orang tewas setelah tertembak di depan Pasar Blok A Tanah Abang. Korban sempat dibawa ke rumah sakit Budi Kemuliaan, Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat, namun nyawanya tak tertolong.
Menurut keterangan salah seorang dokter, korban atas nama Farhan meninggal karena luka tembak di leher dan tembus ke belakang.
“Kena tembak peluru, beliau ada di RS Budi Kemuliaan,” kata Dr. Muhammad Baharuddin, salah seorang dokter yang bertugas di Rumah Sakit Budi Kemuliaan di depan Ruang IGD seperti dilansir Tirto (22/5/2019).
Abdul Bima, seorang warga mengaku menggotong Farhan dari ambulans dalam keadaan tidak sadarkan diri. Namun, meski sudah mendapat penanganan dokter, korban tak selamat.
“Satu korban mati, Bang,” kata Abdul Bima.
Menurut laporan Tirto, saat di rumah sakit, Farhan tergeletak di kasur tak bergerak. Kepalanya menoleh miring ke kiri. Matanya melihat ke langit-langit. Di dadanya masih tertempel beberapa kabel medis. Tubuh Farhan tampak bersih, saat itu tak tampak ada bercak darah. Pada pukul 4.32, jenazah Farhan dibawa memakai keranda besi rumah sakit. Dia dipindah ke Ruang Jenazah.
Sebelumnya, pihak kepolisian jauh-jauh hari mengklaim tidak membekali aparatnya dengan peluru tajam untuk menangani aksi massa pada 21 dan 22 Mei 2019. Hal itu diucapkan Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Senin (20/5).
Selama beberapa jam sejak Selasa malam (21/5) hingga Rabu dini hari (22/5), polisi terlibat bentrok dengan massa di kawasan sekitar Tanah Abang.
Menurut laporan Kiblat.net, aparat kepolisian membubarkan massa yang tak mau membubarkan diri di sekitar area gedung Bawaslu. Massa ini merupakan sekumpulan orang tak dikenal. Sebab, massa utama peserta aksi damai di depan gedung Bawaslu sudah membubarkan diri sejak pukul 21.00 WIB dipimpin oleh Korlap Aksi, Haji Munarman.
Kendati demikian, menjelang subuh sejumlah orang tak dikenal melakukan aksi provokasi kepada aparat sehingga terjadi bentrokan, kelompok itu dikejar aparat dari Jalan Thamrin hingga ke arah Menteng di dekat Stasiun Gondangdia. Sekitar 300-an massa dipukul mundur oleh polisi menggunakan pasukan anti huru-hara dan senjata gas air mata.
Hingga pukul 02.30 dini hari sejumlah massa sudah terpencar dan berhasil dipukul mundur oleh polisi. Sebagian ada yang tertangkap dan lari ke gang-gang kecil di seputar kawasan Menteng dan Jalan Sabang. (haninmazaya/arrahmah.com)