JAKARTA (Arrahmah.com) – Polisi diminta bertindak adil dan tidak menerapkan standard ganda. Jika seorang dituduh menghina Presiden Jokowi di media sosial bisa ditangkap, Polisi seharusnya sudah lama menangkap pihak yang menghina Islam lewat media yang sama.
“Pak Polisi, tolong tangkap para penghina isteri dan sahabat Nabi Muhammad SAW! Mereka menjadikan hinaan sebagai doktrin dan ajaran yang diwariskan dari generasi ke generasi. Menghina presiden saja dilarang, bagaimana kalau menghina simbol-simbol Islam seperti isteri dan sahabat baginda Nabi?” kata Ketua Umum Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUM) DKI Jakarta, Fahmi Salim, Rabu (29/10).
Mengutip Inilah.com, menurut dia polisi tidak boleh ragu-ragu menangkap siapa saja yang melecehkan dan menghina Islam, baik melalui media sosial maupun sarana lainnya. Untuk keperluan tersebut, polisi bisa menggunakan pasal-pasal dalam UU Informasi dan Transaksi Eelektronik (ITE).
Selain itu, lanjut Fahmi yang juga pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu, Indonesia masih punya UU Nomor 1 PNPS/1965 tentang Larangan Penodaan Agama. Sampai kini UU ini belum dicabut.
Telah diberitakan seorang pembantu tukang sate ditangkap polisi pada Kamis 23 Oktober 2014 Alasannya, karena saat pilpres lalu yang bersangkutan dianggap menghina Jokowi yang kini menjadi presiden RI.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/10), mengatakan MA ditangkap di rumahnya pada Kamis 23 Oktober 2014 oleh 4 penyidik Mabes Polri berpakaian sipil. Dia langsung dibawa ke Mabes Polri, untuk diperiksa sekaligus dilakukan penahanan dalam waktu 1×24 jam.
Kaum pembully Sahabat Nabi
Pertanyaannya, bagaimana sikap polisi Indonesia dengan manusia-manusia yang banyak membully/menghina Aisyah, isteri Nabi Muhammad Shallalahu alaihi wa sallam. Mereka yang kerap kali membully/melaknat sahabat-sahabat Nabi yang mulia, seperti Abu Bakar, Umar, Utsman Rhadhiyallohu anhum ajma’in . Bahkan mereka menjadikan bully isteri dan sahabat Nabi ini sebagai doktrin dan ajaran yang diwariskan dari generasi ke generasi. Untuk mengelabui umat Islam, kaum pelaknat isteri dan sahabat Nabi ini alias Syiah seringkali membungkusnya dengan Ahlul Bait. Nama yang bagus namun isinya justru caci maki, menghina dan laknat terhadap keluarga Nabi Shallalahu alaihi wa sallam, Ahlul Bait Rasul. (azm/arrahmah.com)