ANKARA (Arrahmah.com) –Bulan Sabit Merah Turki mengirim bantuan ke Afghanistan untuk memberi makan orang-orang terlantar yang membutuhkan di tengah kekacauan setelah pengambilalihan kekuasaan Taliban, kata kepala organisasi tersebut, pada Jumat (1/10/2021), lansir Alaraby.
Setengah juta orang telah mengungsi di Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir, menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi.
Jumlah tersebut akan bertambah jika layanan kesehatan, sekolah, dan ekonomi rusak.
Presiden Bulan Sabit Merah Turki Kerem Kinik mengatakan pengiriman makanan akan dikirim dari Pakistan menuju Kabul pada hari Sabtu.
Bantuan makanan tersebut untuk 16.000 orang selama sebulan.
“Ada krisis pangan yang serius sekarang. Ketertiban umum perlu disediakan untuk produksi lokal,” kata Kinik kepada Reuters melalui telepon.
Dia juga mengutip penghentian perdagangan internasional, kekeringan dan penurunan bantuan internasional sebagai alasan untuk masalah tersebut.
Kinik mengungkapkan, Bulan Sabit Merah Turki telah memberikan dukungan ke daerah-daerah di bawah kendali Taliban sebelum pasukan AS ditarik dan tidak ada masalah dalam memberikan bantuan setelah penarikan.
“Taliban menunjuk otoritas kepada kepala Bulan Sabit Merah Afghanistan untuk proses transisi,” imbuhnya.
Kini mengatakan, mereka bekerja sama untuk membawa bantuan kemanusiaan ke Afghanistan.
Bulan Sabit Merah Turki telah memberikan sekitar $ 250.000 sejak 2018 kepada warga Afghanistan.
Turki juga menampung sekitar 300.000 warga Afghanistan serta 3,6 juta pengungsi Suriah, populasi pengungsi terbesar di dunia.
Berbatasan dengan Iran, Irak dan Suriah di sisi timur dan selatan dan Yunani dan Bulgaria di barat, Turki adalah rute transit bagi para migran yang mencoba mencapai Uni Eropa.
Dukungan politik Erdogan telah terpukul atas kehadiran besar pengungsi di Turki dan dia mengatakan dia tidak akan membiarkan gejolak Afghanistan menjadi alasan untuk mengubah negaranya menjadi “unit penyimpanan migran” untuk Uni Eropa.
Pihak berwenang Turki sedang membangun tembok di sepanjang perbatasan timur dan meningkatkan patroli untuk mencegat para migran.
Turki telah bekerja dengan Qatar untuk mengoperasikan bandara Kabul dan membukanya untuk perjalanan internasional setelah Taliban mengambil alih kekuasaan dan negara-negara asing menarik diri.
Erdogan mengatakan pekan lalu bahwa pendekatan Taliban saat ini dan pemerintah sementara mereka tidak inklusif, tetapi Turki bersedia bekerja sama dengan mereka jika mereka membentuk pemerintahan yang lebih luas, lapor penyiar Haberturk.
(ameera/arrahmah.com)