JAKARTA (Arrahmah.com) – Masyarakat dihebohkan beredarnya buku IPS kelas 6 SD sejak 2008 yang menuliskan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin menyayangkan hal tersebut.
“Saya sudah mengonfirmasi ke Bapak Mendikbud. Buku pelajaran tersebut sudah beredar sejak 2008. Itu satu kecolongan yang memalukan,” ujar Din di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (13/12/2017), lansir Detik.com
Din meminta buku IPS tersebut ditarik dari peredaran dan tidak dipergunakan lagi. Dia juga meminta pemerintah agar lebih berhati-hati ke depan.
“Karena ini bukan kasus pertama. Ada kasus-kasus lain, tentu dengan isu lain, bukan isu Yerusalem. Jadi Alhamdulillah itu sudah tidak, dan ini dari tahun 2008, ada sebuah penerbit, saya lupa namanya,” terangnya.
Sebelumnya, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Timur meminta buku tersebut segera ditarik dari peredaran.
“Ya penerbitnya segera menarik lah, diganti baru,” kata Ketua PGRI Jatim Ichwan Sumadi.
PGRI mempersoalkan materi pada halaman 15 atau tabel 3.3 Tabel Negara di Asia Barat nomor urut 6 tertulis bahwa Ibu Kota Israel adalah Yerusalem, yang seharusnya Tel Aviv.
“Untuk menghindarkan timbulnya permasalahan yang lebih dalam, kami mengharapkan buku itu segera ditarik dari peredaran dan diterbitkan buku baru yang benar,” pinta PGRI melalui Surat klarifikasi tertanggal 13 Desember 2017 yang dilayangkan kepada penerbit buku.
(ameera/arrahmah.com)