DAMASKUS (Arrahmah.com) – Laporan terbaru tentang Suriah oleh pengawas senjata kimia dunia memberikan bukti lebih lanjut bahwa rezim Suriah berulang kali menyerang warga negaranya sendiri dengan gas beracun, Duta Besar AS untuk PBB Samantha Power mengatakan pada Selasa (6/1/2015), sebagaimana dilansir oleh World Bulletin.
Laporan sebanyak 117 halaman oleh misi pencari fakta dari Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) termasuk saksi mata dari helikopter yang menjatuhkan bom barel yang mengandung bahan kimia beracun. Temuan ini konsisten dengan dua laporan sebelumnya yang diungkap oleh misi tersebut tapi yang ini memberikan bukti yang lebih detail.
Setelah pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB tentang kemajuan dalam menghancurkan program senjata kimia Suriah, Power mengungkapkan laporan baru yang semakin meyakinkan tuduhan bahwa pemerintah Suriah menggunakan gas klorin sebagai senjata dalam perang yang berlangsung selama empat tahun setelah rezim Suriah berjanji akan menghentikan penggunaan senjata kimianya.
“Dewan Keamanan PBB bertemu di Suriah dan melakukan pengkajian terhadap bukti dari para saksi mata tentang penggunaan gas klorin oleh rezim Suriah,” kata Power di Twitter-nya.
“32 saksi melihat atau mendengar suara helikopter saat bom itu dijatuhkan, 29 berbau klorin,” tambahnya.” Hanya rezim Suriah yang menggunakan helos (helikopter).”
Laporan ini berisi foto-foto terhadap apa yang diungkapkan oleh para saksi mata kepada para penyidik bom barel yang mengandung klorin yang dijatuhkan dari helikopter. Ini juga termasuk rekaman dari video yang disediakan oleh salah satu saksi terhadap beberapa serangan yang menunjukkan wan kuning setinggi sekitar 50 meter yang merupakan efek dari bom barel yang mengandung bahan kimia beracun.
Berbagai insiden atas dugaan serangan klorin terjadi di desa Talmanes, Al Tamanah dan Kafr Zita. Kebanyakan terjadi pada bulan April dan Mei 2014. Ada dua serangan yang diduga terjadi di Talmanes, lima serangan terjadi di Al Tamanah, dan 14 serangan terjadi di Kafr Zita, yang paling terakhir teradi pada 30 Agustus.
Upaya untuk memusnahkan program senjata kimia Suriah diluncurkan setelah serangan gas sarin pada 21 Agustus 2013 yang menewaskan ratusan warga sipil di pinggiran Ghouta Damaskus.
(ameera/arrahmah.com)