CANBERRA (Arrahmah.com) – Bukti baru yang mencengangkan muncul pada Selasa (1/12/2020), menunjukkan tentara Australia melanggar hak-hak warga Afghanistan selama terlibat dalam perang di Afghanistan yang dipimpin AS.
Foto-foto yang diterbitkan oleh Guardian Australia menunjukkan tentara senior pasukan khusus Australia meminum bir dari kaki palsu seorang tentara Taliban yang tewas.
Gambar tersebut diambil oleh pusat publikasi Inggris di “bar ilegal” yang berada di negara yang dilanda perang tersebut.
Seorang tentara yang ada dalam gambar bahkan masih bertugas di angkatan bersenjata Australia.
Bar ilegal yang dikenal dengan nama Fat Lady’s Arms, didirikan pada tahun 2009 di dalam pangkalan pasukan khusus Australia di Tarin Kowt, ibu kota provinsi Uruzgan.
Pengungkapan itu dilakukan setelah anggota pasukan khusus terlibat dalam penyelidikan kejahatan perang di Afghanistan yang dirilis bulan lalu oleh Kementerian Pertahanan Australia.
Setidaknya 13 tentara telah menerima surat pemberitahuan pemecatan dari angkatan bersenjata. Para tentara itu dituduh terlibat dalam pembunuhan 39 warga sipil Afghanistan.
Di gambar lain, para tentara terlihat berpose dengan kaki.
“Kaki itu diyakini milik seorang tersangka pejuang Taliban yang tewas dalam serangan skuadron SASR 2 di dua kamp dan terowongan di Kakarak di Uruzgan pada April 2009,” kata laporan itu.
“Kaki itu kemudian diduga diambil dari medan perang dan disimpan di Fat Lady’s Arms, di mana pengunjung kadang-kadang menggunakannya untuk minum,” katanya.
“Beberapa tentara mengatakan bahwa tindakan itu secara luas telah ditoleransi oleh perwira tingkat tinggi dan bahkan melibatkan beberapa dari mereka. Meskipun anggota badan (kaki) tersebut berpotensi menjadi trofi perang, namun itu merupakan barang yang dilarang bagi tentara Australia untuk dikeluarkan dari medan perang, apalagi disimpan,” terangnya.
Terungkapnya bukti, yang kemungkinan dapat dikualifikasikan sebagai kejahatan perang, telah memicu kecaman dengan banyak pihak yang mencari keadilan bagi para korban.
Pejabat dari Afghanistan, Turki dan Cina telah menuntut penyelidikan menyeluruh, dengan mengatakan bahwa tentara yang terlibat harus dibawa ke pengadilan.
Abdul Bari Naeemi, seorang aktivis hak asasi manusia di Afghanistan tenggara tempat sebagian besar pasukan Australia bermarkas, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa gambar tersebut hanya akan semakin memicu kebencian terhadap pasukan asing di Afghanistan.
“Citra mereka [pasukan asing] sudah rusak setelah pengungkapan laporan yang dirilis oleh Australia,” katanya.
“Sekarang gambar yang memperlihatkan tindakan tidak manusiawi ini, hanya akan memicu kemarahan dan permusuhan dan membuktikan banyak laporan pelanggaran, yang sebelumnya belum dikonfirmasi kebenarannya,” pungkasnya. (rafa/arrahmah.com)