POSO (Arrahmah.com) – Anggota DPRD Kabupaten Poso, Muhaimin Yunus Hadi, berharap Densus 88 Mabes Polri dan Polda Sulawesi Tengah tidak melakukan kesalahan dalam operasi penangkapan kelompok terduga jaringan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyayangkan cara penangkapan terhadap sejumlah warga Poso terduga kelompok Santoso. Padahal sejumlah warga itu, selama ini berada di kota Poso, bukan berada di hutan bersama kelompok Santoso yang harusnya menjadi target operasi polisi.
Mengutip Metrosulawesi.com, Muhaimin meminta Densus 88 untuk berani masuk hutan menangkap kelompok Santoso.
“Bukan masyarakat dalam kota yang tidak tahu apa-apa yang ditangkap. Saya lihat mereka yang ditangkap ini tidak masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) polisi seperti yang telah diumumkan sebelumnya oleh polisi,” terang Muhaimin.
Muhaimin mengkhawatirkan penangkapan itu dapat memicu kembali keresahan di tengah masyarakat dan menimbulkan dendam keluarga korban.
“Selama ini warga Poso sudah merasa aman. Setelah penangkapan selama beberapa hari terakhir, warga kembali merasa terancam dan diteror,” katanya.
Sementara itu, Densus 88 Mabes Polri, Senin (12/1), kembali menangkap dua warga Poso, yang dituding terlibat jaringan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso. Dua warga tersebut masing-masing adalah Caco (40) dan Cenda (36), keduanya warga Desa Tabalu, Kecamatan Poso Pesisir.
Keduanya ditangkap subuh di rumahnya. Selain itu, polisi menyita uang tunai Rp 10 juta dari rumah Caco. Keduanya diduga terkait dengan jaringan kelompok Santoso. Kabarnya mereka berperan sebagai penyuplai logistik.
Menurut tetangga Caco, Kahar, penangkapan berlangsung sangat cepat. Tidak berapa lama keduanya langsung dibawa ke Polda Sulteng di Palu.
Hingga kini Densus telah menangkap sembilan terduga kelompok Santoso, salah satunya tewas tertembak. Penangkapan berlangsung selama tiga hari berturut-turut sejak Sabtu (10/1/2015) lalu.
Mereka yang ditangkap hidup pada Sabtu, masing-masing , Saiful Jambi alias Ipul, Rustam alias Ape, Hasan dan istrinya Ros. Sementara Ilham Syafii IS pemuda asal Desa Pandajaya, Kecamatan Pamona Selatan, Kabupaten Posoditembak mati Densus 88 di Luwu Timur, Sulawesi Selatan
Pada Ahad (11/1/2015), Densus 88 menangkap Amirudin alias Acu Gula Merah alias Aco Tabalu alias Bunga Desa saat tengah menjaga anaknya yang dirawat di Rumah Sakit Umum Poso.
“Amirudin ditangkap di depan Rumah Sakit Poso,” ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Ronny F Sompie, Senin.
Amirudin yang bertempat tinggal di Desa Tabalu, depan Kantor Lurah Tabalu, Kecamatan Mapane, Kabupaten Poso, dituduh sebagai kurir dan pendukung logistik untuk kegiatan sindikat pelaku kasus teror kelompok MIT. Amirudin juga ikut dalam pelatihan militer bersama kelompok MIT.
“(Amirudin) juga mengetahui persembunyian DPO teroris,” kata Ronny. (azm/arrahmah.com)