JAKARTA (Arrahmah.com) – “Gerakan mahasiswa dan aktivis yang mengagendakan penggulingan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei gembos di tengah jalan. Hal itu terlihat tak ada niat kuat dari mahasiswa untuk turun ke jalan memperjuangkan tuntutannya tersebut.” Demikian merdeka.com melansir aksi mahasiswa perwakilan BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) yang menggelar demonstrasi di Bundaran Hotel Indonesia, pada Rabu (20/5/2015).
Namun, ternyata kenyataan di lapangan berkata lain. Berdasarkan foto-foto yang diposting pada laman Facebook resmi Progres 98, dilaporkan ada ratusan mahasiswa, bahkan lebih, turut berdemo hari ini.
Padahal sebelumnya merdeka.com, Rabu (20/5), mengatakan bahwa hanya sekitar 20 mahasiswa dari BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) yang menggelar demonstrasi di Bundaran Hotel Indonesia. Mahasiswa yang berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Lampung dan Politeknik Negeri Jakarta ini melakukan orasi sekitar satu jam kemudian membubarkan diri pada pukul 11.00 WIB.
“Kami tidak demonstrasi tapi hanya memberikan informasi kepada media jika tanggal 21 Mei akan turun ke jalan lagi,” sebagaimana kutipan merdeka.com dari pernyataan salah satu mahasiswa.
Di lain pihak, sejalan dengan posting Progres 98, Kompas melaporkan bahwa ada ratusan mahasiswa yang mulai berdatangan sejak pukul 14.00 WIB. Bahkan, telah terjadi penutupan jalan Medan Merdeka Utara.
“Jalan Medan Merdeka Utara saat ini ditutup. Sejumlah kendaraan yang seharusnya dapat melewati jalan tersebut untuk menuju arah Harmoni atau Medan Merdeka Barat, diputar balik oleh petugas di depan Istana,” lapor Kompas, Rabu (20/5).
Sejumlah petugas polisi juga memperketat pengawalan aksi demo, terlebih aksi bakar ban sudah mulai berlangsung. Gabungan mahasiswa terlihat turun dari beberapa kampus.
Mahasiswa menyerukan salah satunya mengenai isu kesejahteraan, sumber daya alam, dan juga isu untuk menurunkan Presiden Jokowi-JK.
Terkait ketiadaaan dan kesimpangsiuran pemberitaan demonstrasi di Hari Kebangkitan Nasional ini, netizen memberikan reaksi yang beragam.
Seorang netizen berinisial FH mengomnetari, “Kalau emang pemerintahannya benar ngapain mesti takut didemo…ngapain mesti MENYUMPAL media masa dan elektronik untuk meliput……………klau sampai media masa gak nanyangin informasi sebenarnya kemasyarakat apalagi MAU DISUMPAL…berarti pembohongan publik….”
Sementara netizen berinisial KA keheranan, “Yg saya heran kenapa tdk ke gedung Dewan, malah ke istana padahal Istana kan cma gedung, org ny juga lg di surabaya. . harusnya Mahasiswa kompak demo kegedung dewan karna yg punya hak Turunkan Presiden adlh DPR. , kyk 98 dulu. . seperti sudah di suntting acara demonya Pak.”
Dengan demikian, masyarakat kini menunggu kemajuan dari demonstrasi mahasiswa kali ini. Apakah sindiran merdeka.com pada Rabu (20/5) bahwa mahasiswa sekarang hanya galak di media sosial saja itu benar? Wallahu a’lam bish shawwab.
(adibahasan/arrahmah.com)