KABUL (Arrahmah.id) – Pakar obat-obatan terlarang David Mansfield, dalam sebuah laporan yang mengutip citra satelit, mengatakan bahwa penanaman opium di Afghanistan telah berkurang ke tingkat yang tidak pernah terlihat sejak 2001 dengan penanaman di bagian selatan negara itu turun setidaknya 80% dibandingkan dengan tahun lalu, ketika Imarah Islam Afghanistan melarang penanaman opium.
“Faktanya, citra resolusi tinggi menunjukkan bahwa di provinsi Helmand, penanaman opium telah turun dari lebih dari 120.000 hektar pada 2022 menjadi kurang dari 1.000 hektar pada 2023, pengurangan di satu provinsi ini saja yang melampaui larangan opium nasional sebelumnya di Afghanistan,” tulis Mansfield dalam laporan yang diunggah secara online oleh Alcis, sebuah organisasi yang menyediakan “layanan informasi geografis.”
“Ini bagus karena ada upaya melawan (narkotika) dan juga program pengobatan. Tapi ini tidak cukup, harus ada bantuan internasional dalam hal ini,” kata Ajmal Zurmati, seorang analis politik, lansir Tolo News (8/6/2023).
“Tahun lalu, penanaman gandum meningkat 10 hingga 40 persen dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya di provinsi-provinsi tersebut,” ujar Muzbahuddin Mustaeen, juru bicara Kementerian Pertanian dan Peternakan.
Laporan Alcis mengatakan bahwa meskipun menolak menanam opium, banyak orang yang beralih ke gandum, tetapi tidak memiliki lahan yang cukup untuk memberi makan keluarga mereka.
“Beberapa akan menanam sebagian lahan dengan tanaman seperti bawang merah, bawang putih, dan tomat, tetapi tidak akan menghasilkan pendapatan yang cukup untuk memberi makan, pakaian, dan menyediakan layanan kesehatan bagi keluarga yang terdiri dari sepuluh orang atau lebih,” kata laporan itu.
“Pemerintah harus membantu kami dalam hal penanaman gandum. Berikan kami benih gandum,” kata Farid Ahmad, seorang petani di Kandahar.
“Setelah penanaman opium dilarang, masyarakat tidak bisa mendapatkan penghasilan. Orang-orang sangat khawatir dengan air – air yang biasanya ditemukan di permukaan sedalam 10 meter, sekarang tidak dapat dijangkau bahkan hingga kedalaman 20 meter,” kata Abdul Wali, seorang petani di Kandahar.
Wakil juru bicara Imarah Islam Afghanistan, Bilal Karimi, menyambut baik temuan Alcis.
“Adalah baik bahwa kita menyaksikan pengakuan dari organisasi-organisasi ini tentang perbaikan yang dilakukan oleh Imarah Islam terkait narkotika di seluruh negeri. Menurut keputusan (pemimpin), penanaman dan produksi narkotika, pengolahan dan penjualannya telah dilarang,” katanya.
Laporan tersebut mengatakan bahwa penanaman opium berkurang lebih dari 99% di Provinsi Helmand, yang “sebelumnya menghasilkan lebih dari 50% opium negara.”
Menurut informasi resmi, Kementerian Dalam Negeri telah melakukan lebih dari 6.000 operasi kontra-narkotika. (haninmazaya/arrahmah.id)