(Arrahmah.com) – Kampanye kontra “Islamisasi” tidak hanya terjadi di Eropa atau Amerika, di negara Asia seperti Myanmar dan Sri Lanka, kaum Buddha bersatu untuk menentang perpindahan ke agama Islam.
Seorang pendeta Buddha Myanmar dituding telah menghasut kekerasan terhadap Muslim dan sebuah kelompok Buddhis yang terkenal ekstrem di Sri Lanka mengatakan pada Selasa (30/9/2014) bahwa mereka akan bekerjasama untuk menghimpun kelompok Buddhis lainnya untuk menentang perpindahan ke agama Islam, demikian dilaporkan Reuters.
Ashin Wirathu, ketua kelompok Buddhis ekstrem 969 mengatakan bahwa kesepakatan dengan Bodu Bala Sena (BBS) Sri Lanka adalah langkah pertama aliansi besar melawan “Islamisasi” di wilayah mereka.
Kesepakatan itu tidak memberikan rincian terkait apa yang akan mereka rencanakan untuk mencegah apa yang mereka sebut sebagai resiko umat Buddha menjadi “korban” masuk Islam oleh “para ekstremis.”
“Kedua belah pihak baik Bodu Bala Sena maupun gerakan 969 merasakan bahwa mereka sekarang harus bergerak maju untuk mendapatkan cara-cara praktis dan bermakna untuk mengatasi isu-isu yang membakar ini yang tidak bisa dibiarkan bagi para politisi untuk ditangani,” kata kesepakatan itu.
Dikatakan bahwa kedua kelompok tersebut akan bekerjasama untuk membangun jaringan di antara masyarakat Buddhis dan menyatukan sumber daya untuk berperang demi keyakinan mereka.
“Tujuannya adalah untuk membentuk kekuatan Buddhis internasional dengan cara kami memiliki kekuatan Buddhis secara nasional di negara ini,” kata Sekjen BBS Galagoda Aththe Gnanasara terkait pakta dengan gerakan Wirathu.
Dunia telah mengetahui bagaimana kekejaman yang dilakukan oleh kaum Buddhis terhadap umat Islam di Myanmar, khususnya di negara bagian Arakan. Serupa dengn Myanmar, kekerasan terhadap Muslim di Sri Lanka telah meningkat sejak 2012, di mana umat Buddha menempati 70 persen dari 21 juta total penduduk.
Dengan adanya kesepakatan tersebut, diindikasi dapat memicu meningkatnya serangan-serangan anti-Muslim di kedua negara tersebut, sebagaimana yang telah terjadi sebelumnya yang telah menelan korban Muslim dalam jumlah yang sangat besar. Laa haulaa wa laa quwwata illa billah.
(siraaj/arrahmah.com)