JAKARTA (Arrahmah.com) – Taufiq Ismail seorang budayawan dan sastrawan anti partai komunis Indonesia (PKI) menilai kondisi Indonesia saat ini mirip dengan situasi jelang G-30 S/PKI tahun 1965. Dirinya sangat khawatir, bila itu benar-benar terjadi. Sebab dampaknya akan sangat berbahaya terhadap keutuhan bangsa.
“Ini pengulangan sejarah lagi, ini yang terjadi pada saat ini. Cuma kalau dulu cengkeramannya politiknya kuat sekali, kekuasaan itu mencengkeram dan umat Islam, pemimpin-pemimpinnya dihabisi, pada saat ini hal itu diulang lagi,” kata Taufiq Ismail saat menjadi pembicara dalam Majelis Taqarrub Ilallah Pembaca Suara Islam (MTI PSI), di Masjid Baiturrahan, Jl. Dr. Saharjo No. 100 Menteng Atas, Setiabudi, Jakarta Selatan, Ahad (22/1/2017), dikutip Panjimas.com.
Apalagi, saat ini disinyalir kekuatan besar itu berasal dari kucuran dana para taipan, yang ngotot agar kalangan mereka menjadi pemimpin di Ibu Kota Jakarta.
“Yang sekarang yang melakukan ini kekuatan uangnya luar biasa, sogokan. Karena di belakang ini ada taipan-taipan yang menyogok supaya si penghina Al-Qur’an ini -yang dia kepeleset dan kepelesetnya habis-habisan, minta maaf berkali-kali tapi sudah ketahuan aslinya- ini yang akan mereka ajukan lagi menjadi pimpinan di Jakarta. Ini tidak boleh terjadi,” ungkap penyair angkatan 66 ini.
Merasa prihatin dengan situasi dan kondisi bangsa ini, Taufiq Ismail yang pernah menjadi saksi sejarah keganasan PKI tahun 1965, memanjatkan doa dengan khusyu’.
“Ya Allah, Rabbana, Rabbana… ini adalah satu perasaan dari seseorang yang pernah mengalami 50 tahun yang lalu dan melihat sekarang, Ya Allah, kok mirip sekali keadaannya, mirip, mirip. Kok sepertinya sejarah itu akan diulang kembali. Mudah-mudahan kita diselamatkan Allah dari bencana ini,” tutupnya.
(azm/arrahmah.com)