JAKARTA (Arrahmah.id) – Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian mengungkapkan bahwa hanya dua persen data di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) yang ada di Surabaya yang terback up.
“Hanya dua persen dari data yang ada di Surabaya. Makanya itu tidak dikatakan Disaster Recovery Center (DRC). Hanya tempat penyimpanan data,” kata Hinsa dalam rapat bersama Komisi I DPR RI dan Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi, di Jakarta pada Kamis (27/6/2024).
Hinsa memaparkan bahwa seharusnya Kementerian Kominfo sudah menyiapkan cadangan data secara menyeluruh di PDN pusat yang ada di Batam.
“Mohon maaf Pak Menteri, permasalahan utama adalah tata kelola, ini hasil pengecekan kita dan tidak adanya back up,” ujarnya.
Prosedur itu, kata Hinsa, sudah termaktub dalam Peraturan BSSN Nomor 4 Tahun 2021 Pasal 35 ayat 2e, yaitu melakukan back up informasi dan perangkat lunak yang berada di Pusat Data Nasional secara berkala.
“Analoginya sebenernya hampir sama seperti mati listrik, (kita) hidupkan genset,” kata Hinsa.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, PDNS di Surabaya mengalami gangguan akibat serangan siber yang memanfaatkan ransomeware brain chipher (brain 3.0). Akibat serangan Ransomware ini, sebanyak total 282 tenant layanan pemerintahan terdampak.
Pemerintah mengklaim, kini sebanyak lima tenant sudah berhasil dipulihkan. Dari ratusan tenant yang lumpuh itu, pemerintah menargetkan memulihkan sekitar 18 tenant hingga akhir Juni 2024. (Rafa/arrahmah.id)