ALEPPO (Arrahmah.com) – Serangan udara Rusia pada Senin (3/2/2020) telah menewaskan sebelas orang pengungsi, termasuk empat anak dan tiga wanita, saat mereka melarikan diri dari wilayah barat provinsi Aleppo.
Menurut laporan Zaman Alwasl, serangan udara Rusia itu menargetkan sebuah minibus yang mengangkut orang-orang terlantar di kota Kafrnaha di barat kota Aleppo.
Serangan rezim yang didukung Rusia telah berfokus terutama pada provinsi Idlib di barat laut, dan juga belakangan ini pada provinsi tetangga Aleppo. Ini adalah upaya untuk menguasai jalan raya strategis yang menghubungkan ibu kota, Damaskus, dan wilayah utara. Dorongan itu telah dipercepat dalam dua minggu terakhir dan pasukan rezim pada Rabu pekan lalu, menguasai kota utama Maaret Al-Nu’man, yang berada di sepanjang jalan raya, lansir Zaman Alwasl.
PBB memperkirakan bahwa 400.000 warga Suriah menjadi pengungsi selama dua bulan terakhir -315.000 pada bulan Desember dan 75.000 pada bulan Januari.
Menurut kelompok advokasi Save the Children, setengah dari mereka yang terlantar adalah anak-anak, menambahkan bahwa setidaknya 37.000 anak terpaksa mengungsi di bulan Januari.
Selama periode satu minggu pada pertengahan Januari, 34 anak dan 13 wanita terbunuh, ujar laporan PBB.
Truk dan kendaraan lain telah berjejalan di jalan ketika warga sipil -beberapa dari mereka sudah menjadi pengungsi akibat pertempuran sebelumnya- mengemas barang-barang mereka yang sedikit untuk meninggalkan kota-kota dan desa-desa diserang.
Idlib dan bagian pedesaan Aleppo adalah daerah terakhir yang dikuasai pejuang di Suriah. Dengan bantuan dari sekutu Rusia dan Iran, Asad telah merebut wilayah yang sebelumnya telah dibebaskan oleh pejuang Suriah, dan sekarang mengendalikan hampir 73% dari Suriah, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok pemantau perang. (haninmazaya/arrahmah.com)