MESIR (Arrahmah.com) – Sebuah kelompok jihad baru yang menamakan diri sebagai Brigade Lone Wolves telah mengumumkan pembentukkannya dan mengaku bertanggung jawab atas sejumlah serangan di Mesir dalam dua pernyataan baru-baru ini.
Dalam pernyataan pertamanya, yang dirilis pada Jum’at (27/12/2013) lalu, kelompok ini mengecam tentara Mesir yang telah “membunuh Kaum Muslimin dan menggusur mereka, menahan mereka, dan melanggar martabat serta kehormatan mereka.”
“Membela Kaum Muslimin dan melindungi kehormatan mereka merupakan sebuah kewajiban, dan tidak diperbolehkan bagi kita untuk menunda hal itu atau memperlambat pelaksanaannya,” tegas mereka dalam pernyataan tersebut.
Lebih lanjut mereka menyatakan bahwa kelompok jihad mereka bertekad untuk melawan tentara Mesir, yang dipandang sebagai barisan murtad, sampai mereka memperoleh kemenangan atau kematian yang mulia.
“Seruan pertempuran untuk kaum laki-laki, untuk para pahlawan, sebelum terlambat,” tegas kelompok itu menyeru para pemuda Muslim di Mesir. Seperti halnya pernyataan dari Anshar Baitul Maqdis (Ansar Yerusalem), kelompok mujahidin yang berbasis di Sinai, pernyataan dari Brigade Lone Wolves juga menyarankan Kaum Muslimin Mesir untuk menjauh dari tempat-tempat yang terkait dengan dinas keamanan Mesir.
Dalam pernyataan kedua mereka, yang dirilis pada Jum’at (3/1/2014) lalu, Brigade Lone Wolves menyatakan bertanggung jawab atas lima serangan yang dilancarkan terhadap pasukan musuh di Mesir.
Menurut pernyataan tersebut, anggota kelompok ini juga menyatakan telah menawan putri seorang pejabat senior dari Kementerian Dalam Negeri dan meninggalkannya terikat di dalam mobil dengan pesan yang menyatakan: “Kami juga bisa menjangkau Anda di dalam rumah Anda. Menjauhlah dari Kaum Muslimah kami, jika tidak, anak-anak Anda akan dianggap sebagai target yang dimungkinkan bagi kami.”
Kelompok ini juga menyatakan telah menyerang kantor polisi di Shubra El Kheima dan di Alexandria, di mana mereka juga menyatakan telah menargetkan sebuah pos pemeriksaan dan kendaraan militer.
Meski mereka tak menyebut tanggal tepat serangan yang mereka lancarkan, sejumlah laporan menyatakan bahwa serangan para pejuang Islam ini juga termasuk serangan yang menewaskan “sekelompok preman yang bekerja dengan polisi” di wilayah Nasr City.
Selain itu, kelompok jihad ini juga menyatakan telah menargetkan “sebuah transformator energi yang disediakan gedung Intelijen Umum di wilayah Hada’iq Al-Quba di Kairo.” Pernyataan-penyataan kelompok ini sesuai dengan deskripsi insiden yang diliput oleh media Mesir pada tanggal 3 Januari lalu.
Pesan mereka kemudian ditutup dengan penegasan bahwa “Brigade Lone Wolves di bumi Mesir bergerak maju dalam jihad mereka” dan bahwa lebih banyak dari mereka akan muncul di masa depan.
Sejak 3 Juli tahun lalu, sudah ada sedikitnya 275 serangan yang dilaporkan di Semenanjung Sinai, di mana sebagian besar dilakukan terhadap pasukan keamanan dan aset Mesir, menurut LWJ. Sejumlah serangan itu telah diakui oleh Mujahidin Anshar Baitul Maqdis dalam pernyataan mereka.
Serangan yang dilancarkan oleh mujahidin yang berbasis di Sinai itu juga terjadi di daratan Mesir. Pada 5 September tahun lalu, seorang mujahid dari kelompok jihad ini melancarkan upaya serangan di Nasr City terhadap menteri dalam negeri Mesir, Mohammed Ibrahim.
Sebulan kemudian, seorang mujahid Anshar Baitul Maqdis juga melepaskan ledakan di Direktorat Keamanan Sinai Selatan di El Tor, yang menewaskan tiga personel keamanan dan melukai lebih dari 45 lainnya. Pada tanggal 19 Oktober, kelompok jihad yang berbasis di Sinai ini menargetkan gedung intelijen militer di kota Ismailia dengan bom mobil yang lain.
Dan pada 19 November, mereka mengaku bertanggung jawab atas serangan penembakan terhadap Letnan Kolonel Mohammed Mabrouk, seorang petugas keamanan nasional senior, di Kairo.
Baru-baru ini, Anshar Baitul Maqdis juga menyatakan bertanggung jawab atas serangan syahid yang dilancarkan dengan bom mobil pada 24 Desember lalu di luar direktorat keamanan Daqahliya di Mansoura yang menewaskan lebih dari puluhan dan melukai lebih dari 130 lainnya.
Sementara itu, terdapat pula kelompok jihad Brigade Al-Furqan yang telah mengaku bertanggung jawab atas sejumlah penembakan dan serangan roket di daratan Mesir sejak penggulingan Muhammad Mursi oleh junta militer pada awal Juli tahun lalu. (banan/arrahmah.com)