GAZA (Arrahmah.id) – Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, melancarkan serangan besar terhadap unit militer ‘Israel’ yang terdiri dari 25 tentara pada Senin (13/1/2025) di kamp Shaboura, yang terletak di pusat Rafah, Gaza selatan.
Menurut pernyataan yang diunggah di akun Telegram mereka, para pejuang Al-Qassam menyergap pasukan ‘Israel’ saat mereka sedang bersembunyi di dalam sebuah gedung di daerah Al-Najili.
Brigade tersebut mengungkapkan bahwa mereka meledakkan ladang ranjau yang ditempatkan di sepanjang dua pengangkut pasukan ‘Israel’, yang secara efektif menargetkan bala bantuan yang dikirim untuk menyelamatkan tentara yang terjebak.
⚡️BREAKING
Al-Qassam Brigades: In a complex operation, We successfully raided a building where a Zionist infantry force of 25 soldiers was fortified. We engaged the force with various types of weapons, killing and wounding its members.
As reinforcement forces arrived, a… pic.twitter.com/iKYa1Ssw5V
— Warfare Analysis (@warfareanalysis) January 13, 2025
Serangan itu mengakibatkan tewasnya sejumlah tentara zionis, dan bentrokan berlanjut hingga malam hari dengan bangunan yang menjadi sasaran masih terbakar. Tindakan ini merupakan bagian dari penguatan operasi perlawanan di seluruh Gaza, dengan wilayah utara mengalami peningkatan aktivitas perlawanan.
Hingga kemarin, sumber resmi ‘Israel’ mengonfirmasi bahwa sedikitnya 55 tentara telah tewas sejak dimulainya operasi militer ‘Israel’ di Gaza pada 5 Oktober.
Sebelumnya, media ‘Israel’ melaporkan serangan lain terhadap pasukan ‘Israel’ di Jalur Gaza utara, menewaskan lima tentara dan melukai 11 lainnya dalam serangan rudal anti-tank.
Dalam pernyataan terkait, Abu Ubaida, juru bicara Brigade Al-Qassam, menekankan bahwa kerugian yang diderita pasukan ‘Israel’ di Gaza utara jauh lebih tinggi daripada yang diakui secara resmi.
Ia lebih lanjut menyatakan bahwa meningkatnya jumlah korban di pihak tentara ‘Israel’ menandakan melemahnya sikap ‘Israel’, dengan laporan yang mengindikasikan bahwa militer ‘Israel’ sedang berjuang untuk menghadapi efektivitas taktis perlawanan.
Pernyataan Abu Ubaida muncul pada saat gencatan senjata dan negosiasi pertukaran tahanan semakin intensif, menyoroti ketahanan perlawanan dan meningkatnya tekanan pada pemerintah ‘Israel’.
Pakar militer Mayor Jenderal Mohammed Al-Samadi memberikan analisis mengenai taktik perlawanan kepada Al-Jazeera, menjelaskan bahwa tentara ‘Israel’ menghadapi serangkaian penyergapan dengan bahan peledak yang dilakukan oleh Brigade Al-Qassam dan faksi lain, termasuk perangkat rakitan dan daur ulang yang telah merusak operasi militer ‘Israel’ secara serius.
Al-Samadi menegaskan bahwa militer ‘Israel’ tengah berjuang menghadapi penyergapan ini, sementara Perlawanan terus mengeksploitasi medan, memasang perangkap, dan menargetkan tentara ‘Israel’ dengan tepat.
Ia menekankan bahwa militer ‘Israel’ menderita kerugian besar di lapangan tetapi kemungkinan akan membalas dengan meningkatkan kekerasan terhadap warga sipil Palestina saat mereka mencoba menekan perlawanan yang berkembang.
Brigade Nahal ‘Israel’ juga telah mengonfirmasi adanya korban di Rafah, dengan empat tentara tewas dan beberapa lainnya cedera, termasuk seorang perwira. Meskipun tentara ‘Israel’ berupaya menekan perlawanan, operasi Brigade Al-Qassam yang terus berlanjut menunjukkan tantangan yang semakin besar bagi pasukan ‘Israel’ seiring berlanjutnya konflik. (zarahamala/arrahmah.id)